SASARAN EVALUASI PENDIDIKAN


BAB I
 PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Pembelajaran adalah suatu proses dimana lingkungan seseorang secara sengaja dikelola untuk memungkinkan ia turut serta dalam tingkah laku tertentu dalam kondisi- kondisi khusus atau menghasilkan respons terhadap situasi tertentu. Pertama, dalam proses pembelajaran melibatkan proses berfikir. Kedua, dalam proses pembelajaran membangun suasana dialogis dan proses Tanya jawab terus menerus yang diarahkan untuk memperbaiki dan meningkatkan kemampuan berfikir siswa, yang pada gilirannya kemampuan berfikir itu dapat membantu siswa untuk memperoleh pengetahuan yang mereka konstruksi sendiri[1]
Apabila seorang guru ingin mengetahui apa hasil usahanya bagi murid-muridnya. Apakah murid itu bisa berubah kearah yang di inginkan dan di cita-citakan, apakah pengajaran yang di berikan menemui sasaran atau tidak, apakah bahan yang di ajarkan telah di kuasai sampai taraf yang ideal atau belum, apakah sikapnya lebih positif terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat atau tidak, untuk itu kita perlu mengadakan evaluasi atau penilaian dengan mengumpulkan keterangan-keterangan secara sistematis tentang pengaruh usaha kita untuk di analisa agar dapat di ketahui apakah dan sampai manakah tujuan pelajaran telah tercapai.
Evaluasi pendidikan yang dilaksanakan selama ini dirasakan belum memberikan distribusi yang cukup untuk peningkatan kualitas pendidikan. Hal ini disebabkan oleh sistem evaluasi yang digunakan belum tepat atau pelaksanaan evaluasi belum seperti yang diharapkan, oleh karena itu perlu dilakukan inovasi terhadap sistem evaluasi pendidikan ke arah yang lebih baik, agar dapat mengukur semua kemampuan yang dimiliki oleh peserta didik tanpa hanya mengukur ranah kognitifnya saja. Dengan sistem evaluasi yang baik maka akan mendorong pendidik untuk menentukan strategi mengajar yang baik sehingga dapat memotivasi peserta didik untuk belajar yang lebih baik dengan tujuan akhir meningkatnya kualitas pendidikan di Indonesia pada umumnya, seperti yang diamanahkan dalam pembukaan UUD 1945 alinea keempat yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa yang merupakan tujuan pendidikan nasional.
Sebagai calon guru ingin mengetahui apa hasil usaha kita bagi murid. Apakah murid itu bias berubah kearah yang di inginkan dan di cita-citakan, apakah pengajaran yang kita berikan menemui sasaran atau tidak, apakah bahan yang kita ajarkan telah di kuasai sampai taraf yang ideal atau belum, apakah sikapnya lebih positif terhadap nilai-nilai yang berlaku dalam masyarakat atau tidak, untuk itu kita perlu mengadakan evaluasi atau penilaian dengan mengumpulkan keterangan-keterangan secara sistematis tentang pengaruh usaha kita untuk di analisa agar dapat di ketahui apakah dan sampai manakah tujuan pelajaran telah tercapai. Dengan demikian kita mengetahui kebaikan dan kekurangan usaha kita yang memperkaya pengalaman kita sebagai calon pengajar yang dapat kita gunakan untuk masa-masa mendatang.[2]
Dengan demikian kita mengetahui kebaikan dan kekurangan usaha kita yang memperkaya pengalaman kita sebagai calon pengajar yang dapat kita gunakan untuk masa-masa mendatang dengan anggapan bahwa keberhasilan sekarang juga akan memberi hasil murid-murid yang baik di kemudian hari.
B.   Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada maka dapat dirumuskan masalah pokok “bagaimana sasaran evaluasi pendidikan” yang menjadi tolak ukur dalam pembehasan makalah ini adalah sebagai berikut:
1.       Apa yang di maksud objek dan subjek sasaran evaluasi.?
2.       Apa saja sasaran evaluasi pendidikan.?
3.       Apa saja jeni-jenis evaluasi.?
C. Tujuan
1.      Untuk mengetahui apa objek dan subjek sasaran evalausi
2.      Untuk mengetahui sasaran evaluasi pendidikan
3.      Untuk mengetahuijenis-jenis pendidikan


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Pengertian Objek dan Subjek Sasaran Evaluasi Pendidikan
1.      Obyek evaluasi
Berbicara mengenai tentang obyek evaluasi berarti berbicara segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan dalam evaluasi. Pendidikan nasional yang mengacu pada Pengklasifikasian yang dilakukan oleh Binjamin S. Bloom yang membagi objek penilaian kedalam tiga domain, yakni domain kognitif, domain afektif, dan domain psikomotorik. Ketiga ranah tersebut menjadi objek penilaian hasil belajar.[3]
a.       Kognitif
Aspek kognitif adalah aspek yang berkaitan dengan kemampuan berfikir. Menurut teori yang dikemukan oleh Benjamin S. Bloom dkk., segala upaya yan menyangkut aktivitas otak adalah termasuk ranah kognitif. Hasil belajat kognitif adalah prilaku yang terjadi dalam kawasan kognisi, proses belajar yang melibatkan kognisi meliputikegiatan sejak penerimaan stimulus eksteren oleh sensori, penyimpanan pengelolaan dalam otak menjadi informasi hingga pemanggilan kembali untuk menyelesaikan masalah.[4]
Hasil belajar kognitif tidak merupakan kemampuan tunggal, kemampuan yang menimbulkan perubahan  prilaku dalam domain kognitif meliputi beberapa jenjang. Banyak klasifikasiyang banyak  di buat oleh para psikolog dan pendidikan, namun klasifikasi yang banyak digunakan oleh Benyamin S. Bloom yang terdiri dari enam jenjang.[5]
1)      Knowledge (Pengetahuan)
Pengetahuan atau ingatan merupakan proses proses berfikir yang rendah. Dalam buku Education Testing and Measurement dikatakan bahwa sasaran level pengetahuan adalah kemampuan siswa mengigat. Pernyataan ini mengadung arti bahwa soal untuk level pengetahuan adalah meminta siswa untuk mengigat kembali atau mengenali fakta , istilah, gejalah dan sebagainya.
2)      Comprehension (Pemahaman)
Pemahaman adalah tingkat kemampuan yang mengharapkan peserta didik untuk mampu memahami arti atau konsep, situasi atau fakta yang diketahuinya hal ini peserta didik tidak hanya menghafal  secara verbalitas, tapi memahami konsep dari masalah  atau fakta yang ditanyakan.
3)      Application (Penerapan)
Aplikasi adalah kesanggupan seseorang untuk menerapkan atau mengunakan ide-ide umum, tata cara, metode, prinsip-prinsip, rumus-rumus, teori-teori dan sebagainya dalam situasi baru dan kongkrit.
4)      Analysis (Analisi)
Analisis adalah suatu usaha memilah suatu intergrasi (suatu kesatuan) menjadi unsure-unsur atau bagian-bagian sehingga jelas hirarkinya dan atau susunanya. Analisis merupakan kemampuan seseorang untuk merinci suatubahan atau keadaan menurut bagia-bagian yang lebih kecil mampu memahami hubungan yang diantaranya bagian-bagian dengan bagian-bagian lainya.
5)      Synthesis (Sintesi)
Kemampuan sintesi adalah kemampuan untuk menyatukan unsur-unsur atau bagia-bagian ke dalam bentuk menyeluruh . kemampuan berpikir sintesi ini merupakan kebalikan dari kemampuan berpikir analisi. Berpikir berdasarkan  pengetahuan hafalan, berpikir pemahaman, berpikir aplikasi dan berpikir analisi dapat dipandang sebagai berpikir konvergen yang satu tingkat lebih rendah daripada berpikir divergen.
6)      Evalution (Evaluasi)
Evalusi merupakan jenjang yang berpikir tertinggi dalam ranah kognitif. Evalusi merupakan kemampuan seseorang untuk membuat pertimbangan terdapat suatu situasi. Evaluasi adalah memberikan keputasan tentang nilai sesuatu yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,  pemahaman, metode, materi dan lain-lainya.
b.      Ranah Afektif
Ranah afektif yang berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa ahli mengatakan sikap seseorang dapat diramalkan perubahanya. Bila seseorang telah memiliki penguasaan tingkat kognitif tingkat tinggi.penilaian hasil belajar afektif kurang mendapatkan perhatian dari guru. Para guru hanya menilai ranah kognitif semata-mata.
Ada beberapa jenis ranah afektif sebagai hasil belajar kategorinya dimulai dari tingkat yang paling mendasar atau sederhana sampai tingkat yang kompleks.[6]
1)      Reciving/attending
Yakni semacam kepekaan dalam menerima (stimulus) dari luar yang dating keepada siswa dalam bentuk masalah, situasi, gejala, dll. Dalam tipe ini termasuk kesadaran, keinginan, untuk menerima stimulus, kontrol, dan seleksi gejala atau ransangan dari luar.
2)      Responding/jawaban
Yakni reaksi yang diberikan oleh seseorang terhadap stimulus yang dating dari luar. Hal ini mencakup ketepatan reaksi, perasaan, kepuasan dalam menjawab stimulus dari luar yang datang pada dirinya.
3)      Valuing (penilaian)
Berkenaan nilai dan kepercayaan terhadap gejala atau stimulus tadi. Dalam evaluasi ini termasuk di dalamnya kesediaan menerima nilai, latar belakang, atau pengalaman untuk menerima nilai kesepakatan terhadap nilai tersebut.
4)      Organisasi
Yakni mengembangkan dari nilai ke dalam suatu sistem organisasi, termasuk hubungan satu nilai dengan nilai lain, pemantapan dan prioritas nilai yang telah dimilikinya. Yang termasuk ke dalam organisasi ialah konsep tentang nilai, organisasi sistem nilai, dll.
5)      Karakteristik nilai atau interalisasi tentang nilai.
Yakni keterpaduan tentang sistem nilai yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah lakunya. Ke dalamnya termasuk keseluruhan nilai dan karakteristiknya.
c.       Ranah Psikomotorik
Hasil belajar psikomotorik tampak dalam bentuk keterampilan (skill) dan kemampuan bertindak individu. Ada enam tingkat keterampilan, yakni:[7]
1)      Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar)
2)      Keterampilan pada gerakan-gerakan dasar
3)      Kemampuan spiritual, termasuk di dalamnya membedakan visual, membedakan auditif, motoris, dan lain-lain.
4)      Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan dan ketepatan.
5)      Geraka-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana sampai pada keterampilan yang kompleks.
6)      Kemampuan yang berkenaan dengan komunikasi non-decursive seperti gerakan ekspresif dan interpretative.
2.      Subjek Pendidikan
Yang dimaksud dengan subyek evaluasi di sini adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. siapa yang dapat disebut sebagai subyek evaluasi untuk setiap tes, ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. sebagai contoh adalah sebagai berikut:[8]
a.       Untuk melaksanakan evaluasi tentang presentasi belajar atau pencapaian, maka subyek evaluasi adalah guru.
b.      Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian dimana menggunakan sebuah alat ukur yang sudah distandarisasi, maka subyeknya adalah ahli-ahli psikologi.
B.   Sasaran Evaluasi Pendidikan
Sasaran pokok dalam evaluasi pendidikan adalah pribadi peserta didik secara utuh untuk mengetahui sejauh mana perkembaganya setelah mengalami pendidikan dan pegajaran selama jangka waktu tertentu misalnya semester satu, dua dan seterusnya.
Oleh karna itu pendidikan merupakan suatu proses pendidikan merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan merupakan suatu sistem yang terdiri dari beberapa komponen saling terkait dan saling mempengaruhi, maka evaluasi yang lengkap adalah evaluasi yang mengcakup semua komponen sistem tersebut yaiut isi dan hasil pendidikan yang merupakan output dan sistem tersebut diantaranya[9]
1.      Evaluasi terhadap isi pendidikan
Evaluasi terhadap isi pendidikan antara lain sebagai berikut:
a.       Bahan pelajaran yang diajarka
Evaluasi mengenai bahan pelajaran yang dimaksud untuk mengetahui apakah sesuai atau tidak sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik (kecerdasan, umur minat, dan lain-lain). Untuk melaksakan benar kegiatan evaluasi tersebut diperlukan pengetahuan kurikulum dan psikologi, baik psikologi pendidikan maupun psikologi perkembangan.
b.      Situasi lingkungan dan keadaan sekolah termasuk sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia.
c.       Keadaan guru-guru dan pegawai
Evaluasi ini dimaksud untuk mengetahui apakah sudah memadaibaik kualitas kemampuannya maupun jumlahnya.
2.      Evaluasi terhadap proses pendidikan
Evaluasi iini mencakup hak-hal sebagai berikut:
a.       Bagaimana cara guru-guru mengajar, termasuk metode dan strategi apa yang digunakan dan sejauhmana tingkat efektifitas prilaku mengajarnya
b.      Bagaimana cara siswa belajar dan bagaimana minar serta perhatianya terhadap pelajaran.
c.       Berapa lama waktu yang dialokasikan untuk belajar dan mengajar dan bagaimana pelaksanaan kurikulum secara actual, apakah guru-guru benar mematuhi target mengajar atau sering absen.
3.      Evaluasi terhadap hasil pendidikan.
Evaluasi ini mencakup hal-hal berikut:
a.       Bagaimana perkembagan pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap bahan pelajaran yang tekah diberikan
b.      Bagaimana tingkat kecerdasan dan cara berpikirnya.
c.       Bagaimana keterampilan dan kecekatannya
d.      Bagaimana perkembangan jasmani dan kondisi kesehatanya.
Evaluasi terhadapa hasil belajar pendidikan sesungguhnya dimaksudkan untuk memperoleh data tentang sejauh mana pencapaian tujuan pendidikan dan pelajaran yang telah ditetapkan. Lebih kongkritnya, hasil-hasil pendidikan dan pengajaran yang diukur haruslah merefleksikan tujuan-tujuan instruksional bidang studi yang telah diajarkan kepada peserta didik.
Itulah langkah-langkah pertama yang harus ditempuh dalam menentukan sasaran evaluasi, mengedintifikasi tujuan-tujuan instruksional sampai pada jajaran istruksional (TIK) untuk keperluan penyusunan soal-soal ujian item-item test.
Jika kita ingat kembali apa yang menjadi sasaran dari penilaian. obyek atau sasaran penilaian (evaluasi) adalah segala sesuatu yang menjadi titik pusat pengamatan karena penilai menginginkan informasi tentang sesuatu tersebut. Sehingga menjadi sasaran evaluasi pendidikan ada 3 yaitu:

  1. mput
Yaitu calon siswa sebagai pribadi yang utuh adapun aspek yang bersifat rohani yang ada dalam diri siswa adalah:
·         Kemampuan
·         Kepribadian
·         Sikap-sikap
·         Intelegensi
  Transformasi
Untuk memperoleh hasil pendidikan yang diharapkan maka harus ada unsur-unsur transformasi yang dapat menjadi sasaran atau obyek penilaian. unsur-unsur tersebut antara lain:
·         Kurikulum
·         Metode dan cara penilaian
·         Sistem administrasi
·         Guru dan personil lainnya
 
3)      Output
Yang dimaksud output di sini adalah lulusan yang dhasilkan dari sebuah sekolah. Dengan adanya pembelajaran dan evaluasi yang baik, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas pula. Adapun alat evaluasi yang sangat efektif yang dapat menghasilkan lulusan yang tidak hanya cemerlang dalam intelegensinya saja melainkan dalam segi ketrampilan serta akhlaknya juga berkualitas, maka alat evaluasi haruslah mencakup unsur kognitif, psikomotorik dan afektif.[10]
C.   Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan
Evaluasi yang digunakan dalam pembelajaran adalah evaluasi program, bukan nilai hasil belajar. Penilaian hasil belajar hanya merupakan  bagian dari evaluasi pembelajaran. Sebagai suatu program, evaluasi pembelajaran sebagai suatu program, penelianan proses dan hasil belajar menjadi empat jenis, yaitu formatif, penilaian sumatif, penilaian diagnotif dan penilaian penempatan.[11]
1.      Penilaian Formatif (Formatif Assessment)
Penilaian formatif dimaksud untuk memantau kemajuan belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung, untuk memberikan balikan (feed back) bagi menyempurnakan program pembelajaran, serta untuk mengetahui kelemahan-kelemahan yang menerlukan perbaikan sehingga hasil belajar peserta didik dan proses pembelajaran guru menjadi lebih baik. Tujuan utama penilaian formatif adalah untuk memperbaiki proses pembelajara, bukan untuk menentukan tingkat kemampuan peserta didik.
2.      Penilaian sumatif (Summative assessment)
Berasal dari kata “sun” yang berarti “totatl obtained by adding together items, number or amounts” penilaian sumatif meurpakan penilaian yang dilakukan jika satuan pengalaman belajar atau keseluruhan materi pelajaran yang dianggap selesai. Fungsi penilaian sumatif diantaranya: a). untuk menentukan nilai akhir peserta didik dalam priode tertentu. b). untuk memberikan keterangan kecakapan atau keterampilan peserta didik dalam priode tertentu. c). untuk memprakirakan keberhasilan tidaknya peserta didik dalam pelajaran berikutnya yang lebih tinggi.
3.      Penilaian penempatan (Placement Assessment)
Pada umunya penilaian penempatan dibuat sebagai prates (pretest) tujuan utamanya adalah untuk mengetahui apakah peserta didik telah memiliki keterampilan-keterampilan yang diperlukan untuk mengikuti suatu program pembelajaran dan sejauh mana peserta didik telah menguasai kompetensi dasar  sebagaimana tercantum dalam silabus dan rencana  pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4.      Penilaina diagnostic (Diagnostic Assessment)
Dimaksud untuk mengetahui kesulitan belajaran peserta didik berdasarkan penilaian formatif sebelumnya. Penilaian diagnostik memerlukan sejumlah soal untuk satu bidang yang diperkirakan merupakan kesulitan peserta didik.
Berdasarkan hal itu kategori dalam jenis evaluasi berdasarkan sasaran-sasaran yang dikehendaki adalah sebagai berikut
a.       Evaluasi Konteks
Evaluasi yang ditujukan untuk mengukur konteks program baik mengenai rasional tujuan, latar belakang program, maupun kebutuhan-kebutuhan yang muncul dalam perencanaan
b.      Evaluasi Input
Evaluasi yang diarahkan untuk mengetahui input baik sumber daya maupun strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan.
c.       Evaluasi Proses
Evaluasi yang di tujukan untuk melihat proses pelaksanaan, baik mengenai kalancaran proses, kesesuaian dengan rencana, faktor pendukung dan faktor hambatan yang muncul dalam proses pelaksanaan, dan sejenisnya.
d.      Evaluasi Hasil Atau Produk
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir, diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
e.       Evaluasi Outcom Atau Lulusan
Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil belajar siswa lebih lanjut, yakni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.[12]
Evaluasi tidak hanya digunakan untuk mengevaluasi proses belajar mengajar, secara lebih luas juga untuk menilai program atau sistem yang ada dlembaga pendidikan. untuk cakupan yang lebih luas, yaitu pada evaluasi program Grubb dan Ryan menyatakan[13] minimal ada tiga yang harus diperhatikan yang sanggat penting perlu dilakukan evaluasi bagi seorang pimpinan lembaga diantaranya
1)      Menginformasikan kepada pemerintah.
2)      Meningkatkan keputusan dan pengusaha terhadap kegiatan yang dilaksanakan.
3)      Meningkatkan keputusan pada para pengusaha terhadap training dan program yang telah direncanakan.



BAB III
PENUTUP
A.    Kesimpulan
1.      Objek dan subjek sasaran evaluasi
a.       Objek sasaran evaluasi ada 3 yaitu
  1. Ranah kognitif
  2. Ranah afektif 
  3. Ranah  psikomotorik
b.      Subjek sasaran evaluasi adalah
Dalam keterangan ini yang di maksud dengan subjek evaluasi adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat di sebut sebagai subjek evaluasi untuk setiap tes, di tentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku. Ada pandangan lain yang mengatakan subjek evaluasi adalah siswa, yakni orang yang di evaluasi, dalam hal ini yang di pandang sebagai objek evaluasi adalah mata pelajarannya. Pandangan lain mengatakan siswa sebagai objek evaluasi dan guru sebagai subjek evaluasi.
2.      Sasaran Evaluasi
Adapun sasaran evaluasi di sini mencakup beberapa sasaran penilaian untuk unsure-unsurnya, meliputi: Input, Transformasi dan Out put.
a.       In Put
· Kemampuan
· Kepribadian
· Sikap
· Intelegensi

b.      Transformasi
Di sini ada beberapa unsur yang dapat menjadi sasaran atau objek pendidikan demi di perolehnya hasil pendidikan yang di harapkan, yaitu :
· Kurikulum/materi
· Metode dan cara penilaian
· Media
· Sistem administrasi
· Pendidik dan anggotahnya.
c.       Out Put
Dimaksud output di sini adalah lulusan yang dihasilkan dari sebuah sekolah. Dengan adanya pembelajaran dan evaluasi yang baik, diharapkan dapat menghasilkan lulusan yang berkualitas pula.
3.      Jenis-jenis Evaluasi Pendidikan.
  • Penilaian Formatif
  • Penilaian sumatif
  • Penilaian penempatann
  • Penilaina diagnostic
B.   Implikasi
Evaluasi sanggat perlu dilakukan oleh setiap lembaga yang menyelenggarakan pendidikan karna dengan evaluasi pendidikan tenaga pendidik mengetahui tujuan dan arah dimana peserta didik ingin diarahkan serta menentukan kualitas pendidikan. penulis berharap tulisan ini dapat memberikan gambaran mengenai evaluasi pendidikan, terlepas dari banyaknya kekurangan dan kekhilafan dalam penulisan makalah ini.


DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Tehnik, Prosudur. Cet. I; Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offiset, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evalluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara, 1991.
http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html.diakses tanggal 15 April 2015.
Ishak, Baego dan Syamsuduha. Buku Daras Evaluasi Pendidikan. Makassar: Alauddin Press, 2010.
Iskandar. Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru). Cipayung-Ciputat: Gaung Persada, 2009.
Mania, Sitti. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Makassar: Alauddin University Press, 2012.
Sagala, Syaiful. Administrasi Pendidikan Kontemporer, Bandung: Alfabeta, 2005.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Cet. XIII; Bandung: PT Rosdakarya Offiset, 2009.
Sukardi. Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya. Cet. V; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011.



[1]Iskandar. Psikologi Pendidikan (Sebuah Orientasi Baru), (Cipayung-Ciputat: Gaung Persada, 2009), h. 20.

[2]http://ventidanokarsa.blogspot.com/2009/05/evaluasi-pembelajaran.html diakses tanggal 15 April 2015.

[3]Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pendidikan  (Makassar: Alauddin University Press, 2012), h. 19.
[4]Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pendidikan. h. 20.
[5]Sitti Mania, Pengantar Evaluasi Pendidikan. h. 20-26.
[6]Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Cet. XIII; Bandung: PT Rosdakarya Offiset, 2009), h, 30.
[7]Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. h. 30-31.
[8]Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1991), h. 21.
[9]Baego Ishak dan Syamsuduha, Buku Daras Evaluasi Pendidikan (Makassar: Alauddin Press, 2010), h. 26-27.
[10] Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evalluasi Pendidikan, h. 22.
[11]Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran Prinsip, Tehnik, Prosudur (Cet. I; Bandung: PT Remaja Rosdakarya Offiset, 2009), h. 35-37.
[12]Syaiful Sagala, Administrasi Pendidikan Kontemporer  (Bandung: Alfabeta, 2005), h.63.
[13]Sukardi, Evaluasi Pendidikan Prinsip dan Operasionalnya (Cet. V; Jakarta: PT Bumi Aksara, 2011), h. 11.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN

KOMUNIKASI DAN KOORDINASI

MATERI PENDIDIKAN ISLAM