ISLAM DAN SAINS
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Masalah
Saat berbicara tentang perkembangan
kebangkitan Islam, maka hal yang dibahas mulai dari bangkitnya, berkembang, dan
hancurnya. Pertama-tama, mulai dari bangkitnya sains di dunia islam. Namun yang
perlu didefinisikan terlebih dahulu adalah apa yang sebenarnya disebut dengan
“bangkit” sebab, jangan-jangan, makna kata “bangkit” itu sendiri sudah kabur di
benak banyak kaum Muslimin. Seperti kaburnya makna kata “kemajuan”,
“pembangunan”, “kebebasan”, dan sebagainya.
Negara-negara Barat yang mendefinisikan makna
“kemajuan” , “bangkit” secara matrealistik. Mereka membagi bagi negara di dunia
menjadi negara maju, negara berkembang, negara terbelakang. Tentu saja, ukuran
– ukuran yang digunakan merupakan ukuran kemajuan materi. Faktor akhlak tidak
dimasukkan dalam ukuran “kemajuan” atau “pembangunan”. Jadi, jika suatu negara
sudah dikatakan maju yang dimaksudkan adalah kemajuan materi, khususnya sains,
teknologi, ekonomi, serta rata-rata pendidikan masyarakatnya. Padahal, secara
akhlak negara itu hancur berantahkan.
Islam memandang pengetahuan sebagai cara yang
paling utama bagi penyelamatan jiwa dan pencapaian kebahagiaan serta
kesejahteraan manusia dalam kehidupan kini dan nanti. Dalam pengertian yang
sederhana, tauhid berarti keesaan tuhan. Tauhid merupakan formulasi kepercayaan
atau keyakinan tentang Tuhan yang tunggal pada berbagai aspek dan dimensinya.[1]
Kaum muslimin yang memiliki keimanan dan
menjunjung tinggi akhlak, seharusnya tidak kalah dengan dunia barat yang serba
gemerlap dalam dunia materi. Begitu pula dalam hal sains dan teknologi yang
akhir-akhir ini kaum muslimin tertinggal jauh dengan dunia barat yang
perkembangan sains dan teknologinya begitu pesat. Namun, jika kita menengok
kembali ke zaman dimana kaum muslimin yang memegang puncak ilmu pengetahuan
pada zamannya sekitar abad ke-7. Disaaat dunia Barat masih berada pada zaman
kegelapan. Kepeloporan dan keunggulan umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan
sudah dimulai pada abad itu. Yang telah banyak lahir pemikir Islam yang tangguh
produktif dan inofatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam
tak bertahan lama. Karena diakibatkan oleh beberapa faktor internal maupun
eksternal yang menyebabkan mundurnya sains di dunia islam dan sejarah lahirnya
ilmu kimia. Ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi
struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi. Serta karena ilmu kimia itulah
menyebabkan lahirnya metode ilmiah dalam menyelesaikan suatu permasalahan
secara ilmiah.
Sains
dalam formulasi tauhid, termasuk ke dalam narasi kalimat seperti berikut:
“Manusia memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber dan melalui berbagai cara
dan jalan. Tetapi semua pengetahuan pada akhirnya berasal dari Tuhan yang Maha
mengetahui.[2]
B.
Rumusan
Masalah
1.
Bagaimana definisi Islam dan Sains ?
2.
Bagaimana sejarah perkembangan sains dalam
Islam dan cabang apa saja yang termasuk dalam sains Islam?
3.
Siapa saja ilmuan Islam abad klasik, tengah
dan modern?
4.
Bagaimana pandangan Islam terhadap
perkembangan sains?
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Definisi
Islam dan Sains
Islam dan Sains, dua kata berbeda yang
mempunyai makna berbeda pula. Islam yang berasal dari kata "salama"
berarti mengandung selamat dan penyerahan diri secara penuh pada syariatnya.
Sedangkan sains yang merupakan bagian dari ilmu dapat dipahami sebagai ilmu
alam yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam sains sebagian orang menganggap
pembuktian kebenaran itu harus dapat dilakukan dengan metodologi yang
sistematis, maka sebagian yang lain memahami bahwa agama atau Islam
kebenarannya adalah berdasar pada keyakinan adanya sang Ghaib yang
"mengada" segala sesuatu yang "ada" di dunia ini.[3]
Ilmu, sains,
atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk
menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam
manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian
ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.[4]
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan
pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara
sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu.
Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir
lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah
produk dari epistemologi.
Ilmu
Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya
dibatasi ke dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu
psikologihanya bisa
meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi
umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu
alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu
psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.
Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm"[5] yang berarti
memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu
pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat
berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.
B. Sejarah
Perkembangan Sains dan Cabang-cabangnya Serta
Ilmuannya
Terlepas dari adanya pelbagai perbedaan para
ahli dalam mendefinisikan termsejarah, penulis lebih sependapat dengan apa
yang ditulis oleh Mohammad Amien Rais, bahwa sejarah adalah kontinuitas antara
masa lampau, masa sekarang dan masa depan.[6] Dalam menelaah sejarah, hal ini
dapat dilihat dari segi kronologis dan geografis, yang bisa dilihat dengan kurun
waktu dimana sejarah itu terjadi. Dalam setiap periode sejarah pekembangan
ilmu pengetahuan memiliki ciri khas atau karakteristik tertentu. Tetapi dalam
pembagian periodisasi perkembangan ilmu pengetahuan ada perbedaan dalam
jumlahnya dalam berbagai literature.[7]Maka dari itu, untuk memahami sejarah
perkembangan ilmu pengetahuan secara
mudah, disini telah dilakukan elaborasi dan klasifikasi atau pembagian secara
garis besar. Berikut adalah uraian singkat dari masing-masing periode atau
sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa.
1. Zaman
Pra Yunani Kuno (Zaman Purba)
Pada era ini, secara umum terbagi menjadi
tiga fase, yaitu:
a. Zaman Batu Tua
Zaman batu tua disebut juga masa prasejarah[8]. Era
ini berlangsung sekitar empat juta tahun SM (sebelum Masehi) sampai 20.000 atau
10.000 tahun SM.[9] Pada zaman ini telah mempunyai beberapa
ciri khas, di antaranya adalah menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari
batu dan tulang, mengenal cocok taman dan beternak, dan dalam kehidupan
sehari-hari didasari dengan pengamatan primitif menggunakan sistem trial
and error(mencoba-coba dan salah) kemudian bisa berkembang menjadi know
how. Pada zaman batu tua, yang menjadi tokoh utama
disebut-sebut dengan manusia purba. Belum ditemukan secara spesifik data diri
mereka, tetapi yang terlihat secara jelas adalah hasil karya mereka.
Karya-karya mereka yang fenomenal adalah peralatan yang terbuat dari batu dan
tulang.
b. Zaman Batu Muda
Era ini berlangsung tahun 10.000 SM sampai
2.000 SM atau abad 100 sampai 20 SM. Di zaman ini telah berkembang
kemampuan-kemampuan yang sangat signifikan. Kemampuan itu berupa tulisan
(dengan gambar dan symbol), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku
kata tertentu), dan kemampuan menghitung. Dalam zaman ini juga berkembang
masalah perbintangan, matematika, dan hukum. Pada zaman batu muda sudah ada
kerajaan-kerajaan besar yang ikut andil dalam mengukir sejarah. Kerajaan itu
adalah Mesir, Babylon, Sumeria, Niniveh, India , dan Cina. Karya-karya yang
didapat dari zaman ini berupa batu Rosetta (Hieroglip), segitiga dengan unit 3,
4, 5 (segitiga siku-siku), nilai logam sebagai nilai tukar, perundangan yang
ditulis, lukisan di dinding gua, tulisan Kanji (Pistographic Writing), dan
zodiac.[10]
c. Zaman Logam.
Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM sampai
abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai peralatan sehari-hari, bahkan
sebagai perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang. Pada zaman
Logam didominasi oleh kerajaan Mesir. Tetapi kerajaan Cina dan Sumeria juga
masih mempunyai peran. Pada masa ini karya-karya yang ada berupa didominasi
dengan alat-alat yang terbuat dari besi dan perunggu. Seni membuat patung juga
menjadi karya fenomenal pada masanya,bahkan sampai saat ini. Contohnya adalah
karya-karya dari Mesir, seperti patung istri raja Fir’aun (Neferitti).[11]
Menurut Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, masa
sejarah dimulai kurang lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa
ini pengetahuan manusia berkembang lebih maju. Mereka telah mengenal membaca,
menulis, dan berhitung. Kebudayaan mereka pun mulai berkembang di berbagai
tempat tertentu, yaitu Mesir di Afrika, Sumeria, Babilonia, Niniveh, dan
Tiongkok di Asia, Maya dan Inca di Amerika Tengah. Mereka sudah bisa menghitung
dan mengenal angka.[12]
2. Zaman
Yunani Kuno
Menurut Bertrand Russel, diantara semua
sejarahmtak ada yang begitu mencengangkan atau begitu sulit diterangkan selain
lahirnya peradaban di Yunani secara mendadak. Memang banyak unsur peradaban
yang telah ada ribuan tahun di Mesir dan Mesopotamia. Namun
unsur-unsur tertentu belum utuh sampai kemudian bangsa Yunanilah yang
menyempurnakannya.[13] Zaman ini berlangsung dari abad 6
SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap an inquiring
attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis), dan
tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive
attitude (sikap menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh
dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya.[14]
Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan
terkemuka. Ada beberapa nama yang popular pada masa ini, yaitu :
a. Thales (624-545 SM) dari Miletus.
Kurang lebih enam ratus tahun
sebelum Yesus terlahir, muncullah sosokpertama dari tridente
Miletus yaitu Thales yang menggebrak cara berfikir mitologis
masyarakat Yunani dalam menjelaskan segala sesuatu. Sebagai Saudagar-Filosof,
Thales amat gemar melakukan muhibah. Ia bahkan pernah melakukan lawatan ke
Mesir. Thales adalah filsuf pertama sebelum masa Socrates. Menurutnya
zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air. Pada masanya, ia
menjadi filsuf yang mempertanyakan isi dasar alam.[15]
b. Pythagoras
(580 SM–500 SM)
Pythagoras lahir di Samos (daerah Ioni), tetapi
kemudian berada di Kroton (Italia Selatan).[16] Ia adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunaniyang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai “Bapak Bilangan”, dan salah satu
peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema
Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatusegitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya
(sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya
Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang
pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis. Selain itu,
Pythagoras berhasil membuat lembaga pendidikan yang disebut Pythagoras
Society. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang
teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan hubungan antara nada
dengan panjang dawai.
c. Socrates (469 SM-399 SM)
Socrates lahir di Athena, dan merupakan
generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates,
Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada
gilirannya juga mengajar Aristoteles. sumbangsih Socrates yang terpenting bagi
pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai
metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral
yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau
filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.
d. Plato (427 SM-347 SM)
Ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (Politeia) di mana ia menguraikan garis besar
pandangannya pada keadaan “ideal”. Selain itu, ia juga menulis ‘Hukum’ dan
banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Sumbangsih Plato yang
terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai ide.
Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada
dunia ideal. Di dunia ideal semuanya sangat sempurna.
e. Aristoteles (384 SM- 322 SM)
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dariAlexander
yang Agung. Ia memberikan kontribusi di bidang
Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di
bidang ilmu
alam, ia merupakan orang pertama yang
mengumpulkan dan mengklasifikasikanspesies-spesies biologi secara sistematis. Sementara itu, di
bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal
adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang
paling penting adalah masalah logika dan Teologi (Metefisika). Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini
masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal.
Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya
observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking). Logika yang digunakan untuk
menjelaskan cara menarik kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles
didasarkan pada susunan pikir (syllogisme).
Selain nama-nama diatas, masih ada
filosof-filosof seperti Anaximander (610 SM-546
SM) dengan diktum falsafinya bahwa permulaan
yang pertama, tidaklah bisa ditentukan (Apeiron), karena tidaklah memiliki
sifat-sifat zat yang ada sekarang. Anaximenes yang hidup pada abad ke
6 SM., masih satu generasi dengan Anaximander, ia berpendapat bahwa zat yang awal ada
adalah udara. Ia menganggap bahwa semuanya di alam semesta dirasuki dengan udara.Demokreitos (460-370
SM), ia mengembangkan teori mengenai atom sebagai dasar materi, sehingga ia dikenal sebagai “Bapak Atom Pertama”. Empedokles(484-424
SM) adalah seorang filsuf Yunani berpendapat bahwa materi terdiri atas empat unsur dasar yang ia sebut
sebagai akar, yaitu air, tanah, udara, dan api.
Selain itu, ia menambahkan satu unsur lagi yang ia sebut cinta (philia). Hal ini dilakukannya untuk menerangkan adanya
keterikatan dari satu unsur ke unsur lainnya. Empedokles juga dikenal sebagai
peletak dasar ilmu-ilmu fisika dan biologi pada abad 4 dan 3 SM. Dan
juga Archimedes, (sekitar 287 SM-212
SM) ia adalah seorang ahlimatematika, astronom, filsuf, fisikawan,dan insinyurberbangsa Yunani. Archimedes, dianggap sebagai salah satu matematikawan terbesar
sepanjang masa, hal ini didasarkan pada temuannya berupa prinsip matematis
tuas, sistem katrol (yang didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal
sendirian saja), dan ulir penak, yaitu rancangan model planetarium yang dapat
menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-planet, dan kemungkinan konstelasi di
langit. Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai p (phi)lebih
mendekati dari ilmuan sebelumnya. Dari karya-karyanya yang bersifat
eksperimental, ia kemudian dijuluki sebagai, “Bapak IPA Eksperimental”.[17]
3. Zaman
Pertengahan
Zaman ini masih berhubungan dengan zaman
sebelumnya. Karena awal mula zaman ini pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M.
Zaman ini disebut dengan zaman kegelapan (The Dark Ages). Zaman ini ditandai
dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Sehingga para
ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog. Begitu pula
dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau mendukung
kepada agama. Ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah terkait erat dengan
aktivitas keagamaan. Pada zaman ini filsafat sering dikenal dengan
sebagai Anchilla Theologiae(Pengabdi Agama).[18] Selain itu, yang menjadi ciri khas
pada masa ini adalah dipakainya karya-karya Aristoteles dan Kitab Suci sebagai
pegangan.
Ketika Bangsa Eropa mangalami masa kegelapan,
kebangkitan justru menjadi milikIslam. Hal ini dimulai dari munculnya Nabi
Muhammad SAW pada abad ke-6 M, perluasan wilayah, pembinaan hukum serta
penerjemahan filsafat Yunani, dan kemajuan ilmu pengetahuan Islam pada abad
ke-7 M sampai abad ke-12 M. Pada masa ini Islam mandapatkan masa keemasannya
(Golden Age).
Selain itu, pada abad ini terjadi
perkembangan kebudayaan di Asia Selatan dan Timur, seperti Ajaran Lao
Tse (menjaga keharmonisan dengan alam) dan Confucius(konsep kode etik
luhur mangatur akal sehat). Pada masa kegelapan ini ilmu pengetahuan di Eropa
tidak berkembang. Karya ilmuwan yang masih menjadi pegangan hanya karya
Aristoteles. Pada abad 12 M, yang diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance
telah muncul beberapa nama yang mempelopori di bidang ilmu dan eksperimen,
yaitu:
Dikenal dengan sebutan Doctor
Mirabilis(guru yang sangat mengagumkan). Ia adalah seorang filsuf Inggris yang meletakkan penekanan pada empirisme, dan dikenal sebagai salah seorang pendukung awal metode ilmiah modern di dunia Barat. Teorinya menyatakan bahwa
apa yang menjadi landasan awal dan ujian akhir dari semua ilmu pengetahuan
adalah pengalaman, dan syarat mutlak untuk mengolah pengetahuan adalah dengan
matematika. Sehingga ia dikenal sebagai pelopor empirisme
Seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat
sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (Ikhtisar Teologi). Selain itu, karya Theologis Thomas yang
sangat terkenal adalah “Summa Contra Gentiles (Ikhtisar Melawan Orang-Orang Kafir)”
Seorang penerjemah Arab karyailmiah. Dia adalah salah satu orang paling
penting di Toledo. Ia menerjemahkan sekitar 70 bahasa Arab dan karya-karya
klasik Yunani ke dalam bahasa
Latin termasuk karya Euclidius, Al-Farabi, Al-Farghani dan karya-karya lain.
d)
Giovanni Boccaccio (1313
M - 1375 M)
Seorang Italia penulis dan penyair. Karya yang dihasilkan dalam
periode ini meliputi Filostrato danTeseida, Filocolo, sebuah versi prosa yang ada roman
Prancis, dan La Caccia di Diana, sebuah puisi dalam daftar sajak
oktaf neapolitan perempuan. Boccaccio terus bekerja, memproduksi Comedia
delle ninfe fiorentine (juga dikenal sebagai Ameto) campuran
prosa dan puisi, tahun 1341, menyelesaikan lima puluh canto puisi alegoris Amorosa visione di 1342 M,
dan Fiammetta di 1343 M. Salah satu karya terakhirnya di Italia, satu-satunya karya penting lainnya
adalah Corbacci.[19]
Sepanjang Eropa mengalami masa kegelapan, di
sebelah selatan Laut Tengah berkembang kerajaan bangsa Arab yang dipengaruhi
dengan Islam. Dengan berkembangnya pengaruh Islam, maka semakin banyak pula
tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang berperan dalam perkembangan Ilmu. Dengan
berkembanganya pengaruh islam, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan
yang berperan dalam perkembangan ilmu. Mereka adalah sebagai berikut :
a.
Al-Kindi (801
M-873 M)
Bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang
lahir dari kalangan islam. Al-kindi menuliskan banyak karya dalam bidabg
goemetri, astronomi, aritmatika, musik (yang dibangunya dari berbagai prinsip
aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorology, dan politik.
b.
Al-Farābi (870 M-950 M)
Seorang komentator filsafat Yunani yang
sangat ulung di dunia islam. Kontribusinya terletak di berbagai bidang
matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-farabi telah membuat
berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik,
kitab al-Musiqa. Selain itu, karyanya yang paling terkenal
adalah al-Madīnah al-Fadhīlah (kota
atau Negara utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui
kehidupan politik dan hubungan antara razim yang paling baik menurut pemahaman
dengan hukum Ilāhian Islam.
c.
Al-Khawārizmi (780 M-850 M)
Hasil pemikiran berdampak besar pada
matematika, yang terangkum dalam buku pertamanyanya, al-Jabar, selain
itu karyanya adalah al-Kitāb al-Mukhtasar fi Hisab Al-jabr
Wa’al-Muqalaba (buku rangkuman untuk kulturasi dengan melengkapkan dan
menyeimbangkan), kitab surat al-Ardh (Pemandanganan Bumi). Karyanya
tersebut sampai sekarang masih tersimpan di Strassberg, Jerman.
d.
Ibnu Sina (980
M-1037 M)
Di kenal sebagai Avicenna di dunia barat. Ia
adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter. Bagi banyak orang beliau
adalahbapak pengobatan modern dan masih banyak lagi sebutan baginya yang
berkaitan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya merupakan
rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
e.
Al-Ghazāli (1058 M-111 M)
Seorang filsuf dan theolog muslim Persia,
yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat. Karya beliau berupa kitab-kitab,
antara lain kitab al-Munqidih min Adh-Dalāl,
al-Risālah al-Quadsiyyah, dan Mizan al-Amāl.
f. Ibnu Rusyd
(1226 M – 1198 M)
Bahasa latin di sebut dengan Averroes, dan
dia adalah filsuf dari spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi
bidang filsafat, kedokteran dan fiqih dalam bentuk karangan, ulasan, essai, dan
resume. Menurut Betrand Russell, Ibn Rushd lebih terkenal dalam filsafat
Kristen daripada filsafat Islam. Dalam filsafat Islam dia sudah berakhir, dalam
filsafat Kristen dia baru lahir. Pengaruhnya di Eropa sangat besar, bukan hanya
terhadap para skolastik, tetapi juga pada sebagian besar pemikir-pemikir bebas
non-profesional, yang menentang keabadian dan disebut Averroists. Di Kalangan
filosof profesional, para pengagumnya pertama-tama adalah dari kalangan
Franciscan dan di Universitas Paris. Rasionalisme Ibn Rushd inilah yang
mengilhami orang Barat pada abad pertengahan dan mulai membangun kembali
peradaban mereka yang sudah terpuruk berabad-abad lamanya yang terwujud dengan
lahirnya zaman pencerahan atau renaisans.[20]
g.
Ibnu Khaldun (1332
M-1406 M)
Seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan
sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekunomi.
Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (pendahuluan).
h.
Jabir Ibnu Hayyan
atau Gebert (721 M-815 M)
Seorang tokoh Islam yang mempelajari dan
mengembangkan ilmu kimia.
i. Al-Razi (856 M-925 M)
Dikenal dengan nama Razes. Seorang dokter
klinis ynag terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan suatu
penelitian al-Kimiatau lebih dikenal dengan sebutan ilmu kimia. Beliau
mengarang Ensiklopedia ilmu kedokteran yang berjudul Contenens.
j. Ibnu Haitam
Dikenal dalam kalangan cerdik pandai di
barat, dengan nama Alhazen, Dia adalah seorang ilmuwan islam yang ahli dalam
bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak
pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dan telah memberiakn ilham kepada
ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop
dan teleskop.
k.
Al–Battāni (850 M-929 M)
Memberikan kontribusi untuk astronomi dan
matematika. Dalam astronomi, al–Battāni
juga meningkatkan ketepatan pengukuran presesi sumbu bumi.[21]
Selain dari daftar nama ilmuwan di atas,
masih banyak lagi ilmuwan muslim yang lain. Dalam bidang fiqih ada Imam Hanāfi (699M-767 M), Imam Mālik
(712 M-798 M), Imam Syafi’i (767 M-820 M) dan Imam Hanbali (780 M-855 M) yang
besar dengan kitab masing-masing. Sementara dalam bidang sosial, terdapat nama
Yaqut bin Abdullah al-Hamāwi (1179 M-1229 M) yang mengarang
kitab Mu’jam al-Buldan (Kamus Negara). Ibnu Yunis, yang menggabungkan
do kumen-dokumen penelitian yang dibuat 200 tahun sebelumnya dan menyiapkan nya
untuk tabel astronomi Hakimite. Umar al-Khayyām,
yang dikenal dengan karya kalender Jalali-nya yang sempurna dan dipakai di
Persia un tuk penanggalan. Cendekiawan sepertiWill
Durant dan Fielding
H. Garrison, kimiawan Muslim dianggap sebagai pendiri
kimia. Abu
Rayhan al-Biruni sebagai perintis indologi, geodesi dan antropologi.
Sebagian bangsa di Asia juga mulai
memperlihatkan perkembangan ilmu mereka. Dari Cina ada salah satu contoh
terbaik akan Shen
Kuo (1031 M - 1095 M), seorang ilmuwan dan
negarawan yang pertama kali menggambarkan magnet-jarum kompas yang digunakan untuk navigasi, menemukan konsep utara
sejati, perbaikan desain astronomi Gnomon, armillary bola, penglihatan tabung, dan clepsydra, dan menggambarkan penggunaan drydocks untuk memperbaiki perahu.
Selain itu, Shen Kuo juga menyusun teori
pembentukan tanah, atau geomorfologi. Ada juga Su
Song (1020 M - 1101 M) juga seorang astronom
yang menciptakan langit bintang atlas peta, menulis sebuah risalah farmasi
dengan subyek terkait botani, zoologi, mineralogi, dan metalurgi, dan telah mendirikan besar astronomi clocktower di Kaifeng pada tahun 1088.[22]
4. Zaman Renaissance
Zaman ini berlangsung pada awal abad 14 M
sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering diartikan denagn kebangkitan,
peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu di lahirkan kembali sebagai
manusia yang bebas untuk berpikir , dan jauh dari ajaran-ajaran agama.
Tokoh-tokoh ilmuwan yang berpengaruh di masa
ini ialah sebagai berikut :
a. Nicolaus Capernicus (1473
M-1543 M), adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekunom yang
berkembangsaan Polandia. Ia mengembangkan Teori Heliosentris (Tata
Surya berpusat di matahari).
b. Galileo Galilei (1564 M-1642
M), adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran
besar dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah
penyempurnaan teleskop (dengan 32 x pembesaran) dan berbagai observasi
astronomi. Dia adalah orang pertama yang melukiskan tata surya seperti yang
kita kenal sekarang.
c. Tycho Brahe (1546 M-1601 M),
adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai astronom/astrolog dan
alkimiawan. Tycho adalh astronom pengamat paling menonjol di zaman pra
–teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi
pada masa itu.
d. Johannes Kepler (1571 M-1630
M), adalah astronom jerman, Matematikawan dan astrolog. Ia paling di kenal
melalui hukum gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan
astronomi. Penjelasannya tentang pembiasan cahaya tertuang dalam
buku Supplement To Witelo, Expounding The Optical Part Of Astronomy. Ia
orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata.
e. Fancies Bacon (1561 M-1626 M),
adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis Inggris. Karya-karyanya antar lain
membangun dan mempopulerkan motodologi induksi untuk penelitian ilmiah, sering
kali disebut metode Baconian.[23]
5. Zaman
modern
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai
dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan
berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan ditandai dengan adanya
penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah.[24] Menurut Slamet Iman Sontoso, ada
tiga sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa
dengan pesat, yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia
dengan negara Perancis, terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan
jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun 1453.[25]
Zaman ini sudah dimulai sejak abad 14 M.
zaman ini juga dikenal sebagai masa rasionalisme yang tumbuh di zaman modern
karena munculnya berbagai penemuan ilmu pengetahuan. Tokoh yang menjadi pioner
pada masa ini adalah Rene Decrates, Isaac Newton, Charles Darwin, dan JJ.
Thompson. Keterangan lebih lengkap sebagai berikut :
a. Isaac Newton (1643 M-1727 M ),
adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam,
alkimiawan, dan theolog. Dia di katakana sebagai “Bapak ilmu fisika klasik”.
Karyanya yang berjudul Philosophiae Naturalis Principia
Mathematica menjabarkan tentang hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang
mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad ini.
b. Rene Descartes (1596 M-1650
M), ia di kenal sebagai Renatus Cartesius, adalah seorang filsuf dan
matematikawan Perancis. Descartes kadang di panggil “Penemu filsafat Modern”
dan “Bapak matematika modern”. Pemikirannya yang menggunakan revolusi adalah
semuanya tida ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang berfikir.
c. Charles Robert Darwin 1809
M-1882 M) adalah seorang naturalis yang teori revolusionernya meletakkan
landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama
(common Descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teorinya
yang paling menggemparkan adalah “Nenenk moyang manusia adalah kera”.
d. Joseph John Thompson (1856
M-1940 M) adalah seorang ilmuan dengan penelitiannya yang membuahkan penemuan
Elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu mengantarkan listrik. Ia
menjadi seorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga menemukan sebuah metode
untuk memisahkan jenis atom dan sinar molekul yang berbeda dengan menggunakan
sinar positif.
Selain pioneer di atas masih banyak
ilmuwan lain yang memegang peran dalam perkembangan ilmu. Diantaranya seperti Michael
Faraday (1791 M -1867 M) yang mendapat julukan “Bapak Listrik“, karena berkat usahanya listrik menjadi teknologi yang
banyak gunanya, dan Blaise Pascal (1623 M-1662 M) adalah
seorang ahli
matematika, fisika, dan agama filsuf. Karyanya berupa kontribusi penting pada pembangunan
mekanis kalkulator. Kemudian dari perkembangan ilmu sosial, muncul
nama Auguste Comte (1798 M-1857 M). Menurut Thoyibi, ia adalah tokoh
yang mengusung “Filsafat Positivisme” dengan karyanya Cours De Philosophie
Positive (Uraian tentang filsafat positivisme). Istilah dari “positif” ini
sebagai sesuatu yang nyata, tepat, pasti, dan memberi manfaat.[26]
C. Pandangan Masyarakat terhadap
Sains
Kemajuan teknologi modern yang begitu
pesat telah memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti radio,
televisi, internet, alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta
menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, kaum muda, atau anak-anak.
Namun tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang
diakibatkannya. Justru di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung
jawab itu. Sebab adanya pelbagai media informasi dan alat-alat canggih yang
dimiliki dunia saat ini dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah
yang menentukan operasionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala
manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa
dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan
kesenangan semata.
Dalam islam, sains dan teknologi sangat
penting untuk membangun peradaban yang kuat dan tangguh. Sebagaimana halnya
dahulu para khalifah mendorong kaum muslim untuk mencipatakan teknologi dan membuat
karya ilmiah guna mengembangkan dan memanfaatkan SDA yang ada. Seperti kita
ketahui para ilmuwan islam seperti al-Khawarizmi ahli matematika, Ibnu Firnas
konseptor pesawat terbang, Jabir bin Haiyan bapak kimia, dan masih banyak lagi.
Mereka semuanya mengerahkan segenap upaya dan berkarya untuk umat. Jadi, Islam
tidak pernah melarang sains dan teknologi, tetapi justru Islam selalu terdepan
dalam sains dan teknologi sejak 13 abad yang lalu.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW
bersabda:“Kalian lebih tahu urusan dunia kalian”. Hadits ini
menunjukkan kebolehan mengenai sains dan teknologi karena pada saat itu
Rasulullah SAW ditanya oleh seseorang tentang pertanian, tapi Rasulullah tidak
memberikan jawaban yang benar karena Rasulullah tidak ahli dalam pertanian.
Maka dari itu, sains dan teknologi
merupakan madaniyah ‘am yaitu benda yang
tidak ada sangkut pautnya dengan hadlarah. Sebagaimana Imam Taqiyuddin
an-Nabhani dalam kitabnya Nizhamul Islammenyebutkan bahwa “Sedangkan
bentuk-bentuk madaniyah yang menjadi produk kemajuan sains dan perkembangan
teknologi/industri tergolong madaniyah yang bersifat umum, milik seluruh umat
manusia”. Madaniyah itu sendiri merupakan
merupakan bentu-bentuk fisik berupa benda-benda yang terindera dan digunakan
dalam kehidupan yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan.
Jelaslah sudah bahwa produk dari sains
dan teknologi dalam pandangan Islam boleh/mubah. Tetapi ingat bahwasannya ada
juga madaniyah yang bersifat khas seperti patung, salib, bintang david, dll itu
merupakan karya/hasil dari hadlarah selain Islam, maka
menggunakannya adalah suatu kemaksiatan dan hukumnya haram.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1. Islam dan Sains, dua kata berbeda yang
mempunyai makna berbeda pula. Islam yang berasal dari kata "salama"
berarti mengandung selamat dan penyerahan diri secara penuh pada syariatnya.
Sedangkan sains yang merupakan bagian dari ilmu dapat dipahami sebagai ilmu
alam yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam sains sebagian orang menganggap
pembuktian kebenaran itu harus dapat dilakukan dengan metodologi yang
sistematis, maka sebagian yang lain memahami bahwa agama atau Islam
kebenarannya adalah berdasar pada keyakinan adanya sang Ghaib yang
"mengada" segala sesuatu yang "ada" di dunia ini.
2. Sepanjang
sejarahnya, Islam telah hadir dengan beragam ilmu pengetahuan dan melahirkan
ribuan intelektual Muslim. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan, memudahkan
manusia dalam membangun peradaban dunia.
Bahkan, pada abad ke-6 hingga 14
Masehi, Islam mengalami masa kejayaannya (The Golden Age of Islam). Saat
itu, sejumlah intelektual Muslim berhasil mewujudkan karya-karya mereka dengan
bersumber dari al-Quran. Dan Islam pun identik dengan sains dan teknologi.
Untuk menggambarkan kegemilangan itu, seorang sejarawan sains terkemuka, George
Sarton, menuliskan dalam jilid pertama bukunya yang terkenal di bidang ini, Introduction to the History of Science.
''Cukuplah kita menyebut nama-nama besar yang tak tertandingi di masa itu oleh seorang pun di Barat: Jabir bin Hayyan, Al-Kindi, Al-Khawarizmi, Ar-Razi, Al-Farabi, At-Thabari, Al-Biruni, Ibnu Sina, serta Umar Khayyam. Jika seorang mengatakan kepada anda bahwa Abad Pertengahan sama sekali steril dari kegiatan ilmiah, kutiplah nama-nama ilmuwan tersebut di atas. Mereka semua hidup dan berkarya dalam periode yang amat singkat, yakni dari 750 hingga 1100 M.''
Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban, disebutkan bahwa perkembangan sains dan teknologi dalam sejarah Islam tidak bisa dilepaskan dari tiga landasan, yakni landasan agama, filsafat, dan kelembagaan.
''Cukuplah kita menyebut nama-nama besar yang tak tertandingi di masa itu oleh seorang pun di Barat: Jabir bin Hayyan, Al-Kindi, Al-Khawarizmi, Ar-Razi, Al-Farabi, At-Thabari, Al-Biruni, Ibnu Sina, serta Umar Khayyam. Jika seorang mengatakan kepada anda bahwa Abad Pertengahan sama sekali steril dari kegiatan ilmiah, kutiplah nama-nama ilmuwan tersebut di atas. Mereka semua hidup dan berkarya dalam periode yang amat singkat, yakni dari 750 hingga 1100 M.''
Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban, disebutkan bahwa perkembangan sains dan teknologi dalam sejarah Islam tidak bisa dilepaskan dari tiga landasan, yakni landasan agama, filsafat, dan kelembagaan.
3. Kemajuan teknologi modern yang begitu pesat
telah memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti radio, televisi,
internet, alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan
aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, kaum muda, atau anak-anak. Namun
tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya.
Justru di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab
adanya pelbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat
ini dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah yang menentukan
operasionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan
dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala
manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
DAFTAR PUSTAKA
Adisusilo JR, Sutarjo. Problematika
Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Kanisius, 1983.
Aditya, Awang K. “History of Thought; Ikhtiar
Menziarahi Narasi Agung Filsafat Barat”. Short Outlinemengenai
sejarah pemikiran filosofis disajikan dalam Training Filsafat UKM Intelektual
STAIN Kediri, 4 – 5 Juni 2011.
Bakar, Osman. Tauhid Dan Sain,
Jakarta: Pustaka Hidayah, 1991.
Hanafie, Soetriono dan SDRm Rita. Filsafat Ilmu dan Metodologi
Penelitian . Yogyakarta: Andi Offset Yogya, 2007.
Hitti, Philip K. History of the Arab,
London: Mac. Millan dan Co.Itd, 1964.
Hadiwiyono, Harun Sari Sejarah
Filsafat Barat, Yogyakarta:
Kanisius, 1980.
Nasution, Harun. Islam dan Rasional
gagasan dan pemikiran. Bandung: Mizan, 2000.
Salam, Burhanuddin Sejarah Filsafat Ilmu & Teknologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.
Siroj, Said Aqil. Tasawuf Sebagai Kritik
Sosial , Bandung: Mizan, 2006.
Peursen, C.A. van. Filsafat Sebagai Seni
untuk Bertanya. Dikutip dari buku B. Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan
Filsafat Ilmu Itu? Bandung: Pustaka Sutra, 2008.
Rais, Mohammad Amien. Agenda Mendesak Bangsa, Selamatkan
Indonesia Yogyakarta: PPSK Press, 2008.
Russell, Bertrand. Sejarah Filsafat Barat dan
Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari Zaman Kuno Hingga Sekarang.Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2004.
Semiawan, Conny R. dkk. Dimensi Kreatif Dalam Filsafat
Ilmu Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999.
Surajiyo.
Filsafat Ilmu dan Perkembangannya Di Indonesia: Suatu Pengantar , Jakarta:
Bumi Aksara, 2007.
Tim Dosen Filsafat Ilmu, Filsafat
Ilmu,
Yogyakarta: Liberty,
2001.
Thoyibi, Muhammad. Filsafat
Ilmu dan Perkembangannya Surakarta: Muhammadiyah University Press, 1997.
Wahid, Ramli
Abdul. Ulumul al- Qu'ran. Jakarta: Grafindo,1996.
Jadiwijaya, “Sejarah Perkembangan Ilmu” dalamHttp://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 13 November 2011.
[1]Osman
Bakar, Tauhid Dan Sain, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1991), h.
75.
[2]Said
Aqil Siroj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial (Bandung: Mizan,
2006), h. 59.
[4]C.A. van Peursen, Filsafat
Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B. Arief Sidharta. Apakah
Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu? (Bandung: Pustaka Sutra, 2008), h. 7-11.
[5]Ramli Abdul Wahid,
Ulumul al- Qu'ran (Jakarta: Grafindo,1996), h. 7.
[6]Mohammad Amien Rais, Agenda Mendesak Bangsa, Selamatkan Indonesia (Yogyakarta:
PPSK Press, 2008), h.3.
[7]Terdapat perbedaan
pembahasan tentang periode perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai
literatur, misalnya dalam buku Filsafat
Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia:
Suatu Pengantar karya
Surajiyo (2007), buku Pengantar Filsafat
Ilmu karya The Liang Gie (1996),Filsafat Ilmu dan Perkembangannya karya M. Thoyibi
(1997), Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan karya Sutarjo
Adisusilo JR (1983), Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu karya Conny R.
Semiawan dkk. (1999), serta dalam buku Filsafat Ilmu yang disusun oleh Tim
Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001).
[8]Conny R. Semiawan,
dkk. Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), h. 3.
[9]Sutarjo Adisusilo JR, Problematika Perkembangan Ilmu
Pengetahuan (Yogyakarta: Kanisius, 1983), h. 29.
[11]Jadiwijaya, “Sejarah Perkembangan
Ilmu” dalamHttp://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 13 November 2011.
[12]Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, Filsafat Ilmu dan Metodologi
Penelitian (Yogyakarta: Andi Offset Yogya, 2007), h. 117.
[13]Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya
dengan Kondisi Sosio-Politik dari Zaman Kuno Hingga Sekarang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 3-4.
[14]Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya Di Indonesia: Suatu Pengantar (Jakarta: Bumi
Aksara, 2007), h. 82-83.
[15]Awang
K. Aditya, “History of Thought; Ikhtiar Menziarahi Narasi Agung Filsafat
Barat”. Short
Outlinemengenai sejarah pemikiran filosofis
disajikan dalam Training Filsafat UKM Intelektual STAIN Kediri, 4 – 5 Juni
2011.
[17]Jadiwijaya,“Sejarah Perkembangan Ilmu” dalamHttp://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 13
November 2011.
[19]Jadiwijaya,“Sejarah Perkembangan Ilmu” dalamHttp://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 13
November 2011.
[21]Jamaludin Assalam, “Makalah Sejarah Perkebangan Ilmu”,
dalamhttp://jamaludinassalam.wordpress.com/2011/03/30/makalah-sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 12 November 2011.
[22]Jadiwijaya,“Sejarah Perkembangan Ilmu” dalamHttp://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 13
November 2011.
[23]Jamaludin Assalam, “Makalah Sejarah Perkebangan Ilmu”,
dalamhttp://jamaludinassalam.wordpress.com/2011/03/30/makalah-sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 12 November 2011.
[26]Muhammad Thoyibi, Filsafat Ilmu dan
Perkembangannya (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 1997), h. 59.
Komentar
Posting Komentar