ISLAM DAN SAINS

BAB I
PENDAHULUAN
A.    Latar  Belakang  Masalah
Saat berbicara tentang perkembangan kebangkitan Islam, maka hal yang dibahas mulai dari bangkitnya, berkembang, dan hancurnya. Pertama-tama, mulai dari bangkitnya sains di dunia islam. Namun yang perlu didefinisikan terlebih dahulu adalah apa yang sebenarnya disebut dengan “bangkit” sebab, jangan-jangan, makna kata “bangkit” itu sendiri sudah kabur di benak banyak kaum Muslimin. Seperti kaburnya makna kata “kemajuan”, “pembangunan”, “kebebasan”, dan sebagainya.
Negara-negara Barat yang mendefinisikan makna “kemajuan” , “bangkit” secara matrealistik. Mereka membagi bagi negara di dunia menjadi negara maju, negara berkembang, negara terbelakang. Tentu saja, ukuran – ukuran yang digunakan merupakan ukuran kemajuan materi. Faktor akhlak tidak dimasukkan dalam ukuran “kemajuan” atau “pembangunan”. Jadi, jika suatu negara sudah dikatakan maju yang dimaksudkan adalah kemajuan materi, khususnya sains, teknologi, ekonomi, serta rata-rata pendidikan masyarakatnya. Padahal, secara akhlak negara itu hancur berantahkan.
Islam memandang pengetahuan sebagai cara yang paling utama bagi penyelamatan jiwa dan pencapaian kebahagiaan serta kesejahteraan manusia dalam kehidupan kini dan nanti. Dalam pengertian yang sederhana, tauhid berarti keesaan tuhan. Tauhid merupakan formulasi kepercayaan atau keyakinan tentang Tuhan yang tunggal pada berbagai aspek dan dimensinya.[1]
Kaum muslimin yang memiliki keimanan dan menjunjung tinggi akhlak, seharusnya tidak kalah dengan dunia barat yang serba gemerlap dalam dunia materi. Begitu pula dalam hal sains dan teknologi yang akhir-akhir ini kaum muslimin tertinggal jauh dengan dunia barat yang perkembangan sains dan teknologinya begitu pesat. Namun, jika kita menengok kembali ke zaman dimana kaum muslimin yang memegang puncak ilmu pengetahuan pada zamannya sekitar abad ke-7. Disaaat dunia Barat masih berada pada zaman kegelapan. Kepeloporan dan keunggulan umat Islam dalam bidang ilmu pengetahuan sudah dimulai pada abad itu. Yang telah banyak lahir pemikir Islam yang tangguh produktif dan inofatif dalam pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam tak bertahan lama. Karena diakibatkan oleh beberapa faktor internal maupun eksternal yang menyebabkan mundurnya sains di dunia islam dan sejarah lahirnya ilmu kimia. Ilmu pengetahuan alam yang mempelajari tentang materi yang meliputi struktur, susunan, sifat, dan perubahan materi. Serta karena ilmu kimia itulah menyebabkan lahirnya metode ilmiah dalam menyelesaikan suatu permasalahan secara ilmiah.
Sains dalam formulasi tauhid, termasuk ke dalam narasi kalimat seperti berikut: “Manusia memperoleh pengetahuan dari berbagai sumber dan melalui berbagai cara dan jalan. Tetapi semua pengetahuan pada akhirnya berasal dari Tuhan yang Maha mengetahui.[2]
B.    Rumusan Masalah
1.      Bagaimana definisi Islam dan Sains ?
2.      Bagaimana sejarah perkembangan sains dalam Islam dan cabang apa saja yang termasuk dalam sains Islam?
3.      Siapa saja ilmuan Islam abad klasik, tengah dan modern?
4.      Bagaimana pandangan Islam terhadap perkembangan sains?

  
BAB II
PEMBAHASAN
A.    Definisi Islam dan Sains
Islam dan Sains, dua kata berbeda yang mempunyai makna berbeda pula. Islam yang berasal dari kata "salama" berarti mengandung selamat dan penyerahan diri secara penuh pada syariatnya. Sedangkan sains yang merupakan bagian dari ilmu dapat dipahami sebagai ilmu alam yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam sains sebagian orang menganggap pembuktian kebenaran itu harus dapat dilakukan dengan metodologi yang sistematis, maka sebagian yang lain memahami bahwa agama atau Islam kebenarannya adalah berdasar pada keyakinan adanya sang Ghaib yang "mengada" segala sesuatu yang "ada" di dunia ini.[3]
Ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh usaha sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai segi kenyataan dalam alam manusia. Segi-segi ini dibatasi agar dihasilkan rumusan-rumusan yang pasti. Ilmu memberikan kepastian dengan membatasi lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu-ilmu diperoleh dari keterbatasannya.[4]
Ilmu bukan sekadar pengetahuan (knowledge), tetapi merangkum sekumpulan pengetahuan berdasarkan teori-teori yang disepakati dan dapat secara sistematik diuji dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dipandang dari sudut filsafat, ilmu terbentuk karena manusia berusaha berfikir lebih jauh mengenai pengetahuan yang dimilikinya. Ilmu pengetahuan adalah produk dari epistemologi.
Ilmu Alam hanya bisa menjadi pasti setelah lapangannya dibatasi ke dalam hal yang bahani (material saja), atau ilmu psikologihanya bisa meramalkan perilaku manusia jika lingkup pandangannya dibatasi ke dalam segi umum dari perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam menjawab pertanyaan tentang berapa jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang pemudi cocok menjadi perawat.
Kata ilmu dalam bahasa Arab "ilm"[5] yang berarti memahami, mengerti, atau mengetahui. Dalam kaitan penyerapan katanya, ilmu pengetahuan dapat berarti memahami suatu pengetahuan, dan ilmu sosial dapat berarti mengetahui masalah-masalah sosial, dan sebagainya.
B.   Sejarah Perkembangan Sains  dan Cabang-cabangnya  Serta  Ilmuannya
Terlepas dari adanya pelbagai perbedaan para ahli dalam mendefinisikan termsejarah, penulis lebih sependapat dengan apa yang ditulis oleh Mohammad Amien Rais, bahwa sejarah adalah kontinuitas antara masa lampau, masa sekarang dan masa depan.[6] Dalam menelaah sejarah, hal ini dapat dilihat dari segi kronologis dan geografis, yang bisa dilihat dengan kurun waktu dimana sejarah itu terjadi. Dalam setiap periode sejarah pekembangan ilmu pengetahuan memiliki ciri khas atau karakteristik tertentu. Tetapi dalam pembagian periodisasi perkembangan ilmu pengetahuan ada perbedaan dalam jumlahnya dalam berbagai literature.[7]Maka dari itu, untuk memahami sejarah perkembangan ilmu pengetahuan secara mudah, disini telah dilakukan elaborasi dan klasifikasi atau pembagian secara garis besar. Berikut adalah uraian singkat dari masing-masing periode atau sejarah perkembangan ilmu pengetahuan dari masa ke masa.
1. Zaman Pra Yunani Kuno (Zaman Purba)
Pada era ini, secara umum terbagi menjadi tiga fase, yaitu:
a. Zaman Batu Tua
Zaman batu tua disebut juga masa prasejarah[8]. Era ini berlangsung sekitar empat juta tahun SM (sebelum Masehi) sampai 20.000 atau 10.000 tahun SM.[9] Pada zaman ini telah mempunyai beberapa ciri khas, di antaranya adalah menggunakan alat-alat sederhana yang dibuat dari batu dan tulang, mengenal cocok taman dan beternak, dan dalam kehidupan sehari-hari didasari dengan pengamatan primitif menggunakan sistem trial and error(mencoba-coba dan salah) kemudian bisa berkembang menjadi know how. Pada zaman batu tua, yang menjadi tokoh utama disebut-sebut dengan manusia purba. Belum ditemukan secara spesifik data diri mereka, tetapi yang terlihat secara jelas adalah hasil karya mereka. Karya-karya mereka yang fenomenal adalah peralatan yang terbuat dari batu dan tulang.
b. Zaman Batu Muda
Era ini berlangsung tahun 10.000 SM sampai 2.000 SM atau abad 100 sampai 20 SM. Di zaman ini telah berkembang kemampuan-kemampuan yang sangat signifikan. Kemampuan itu berupa tulisan (dengan gambar dan symbol), kemampuan membaca (bermula dari bunyi atau suku kata tertentu), dan kemampuan menghitung. Dalam zaman ini juga berkembang masalah perbintangan, matematika, dan hukum. Pada zaman batu muda sudah ada kerajaan-kerajaan besar yang ikut andil dalam mengukir sejarah. Kerajaan itu adalah Mesir, Babylon, Sumeria, Niniveh, India , dan Cina. Karya-karya yang didapat dari zaman ini berupa batu Rosetta (Hieroglip), segitiga dengan unit 3, 4, 5 (segitiga siku-siku), nilai logam sebagai nilai tukar, perundangan yang ditulis, lukisan di dinding gua, tulisan Kanji (Pistographic Writing), dan zodiac.[10]
c. Zaman Logam.
Zaman ini berlangsung dari abad 20 SM sampai abad 6 SM. Pada zaman ini pemakaian logam sebagai peralatan sehari-hari, bahkan sebagai perhiasan, peralatan masak, atau bahkan peralatan perang. Pada zaman Logam didominasi oleh kerajaan Mesir. Tetapi kerajaan Cina dan Sumeria juga masih mempunyai peran. Pada masa ini karya-karya yang ada berupa didominasi dengan alat-alat yang terbuat dari besi dan perunggu. Seni membuat patung juga menjadi karya fenomenal pada masanya,bahkan sampai saat ini. Contohnya adalah karya-karya dari Mesir, seperti patung istri raja Fir’aun (Neferitti).[11]
Menurut Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, masa sejarah dimulai kurang lebih 15.000 sampai 600 tahun Sebelum Masehi. Pada masa ini pengetahuan manusia berkembang lebih maju. Mereka telah mengenal membaca, menulis, dan berhitung. Kebudayaan mereka pun mulai berkembang di berbagai tempat tertentu, yaitu Mesir di Afrika, Sumeria, Babilonia, Niniveh, dan Tiongkok di Asia, Maya dan Inca di Amerika Tengah. Mereka sudah bisa menghitung dan mengenal angka.[12]
2. Zaman Yunani Kuno
Menurut Bertrand Russel, diantara semua sejarahmtak ada yang begitu mencengangkan atau begitu sulit diterangkan selain lahirnya peradaban di Yunani secara mendadak. Memang banyak unsur peradaban yang telah ada ribuan tahun di Mesir dan Mesopotamia. Namun unsur-unsur tertentu belum utuh sampai kemudian bangsa Yunanilah yang menyempurnakannya.[13] Zaman ini berlangsung dari abad 6 SM sampai dengan sekitar abad 6 M. Zaman ini menggunakan sikap an inquiring attitude (suatu sikap yang senang menyelidiki sesuatu secara kritis), dan tidak menerima pengalaman yang didasarkan pada sikap receptive attitude (sikap menerima segitu saja). Sehingga pada zaman ini filsafat tumbuh dengan subur. Yunani mencapai puncak kejayaannya atau zaman keemasannya.[14]
Pada zaman ini banyak bermunculan ilmuwan terkemuka. Ada beberapa nama yang popular pada masa ini, yaitu :
a. Thales (624-545 SM) dari Miletus.
Kurang lebih enam ratus tahun sebelum Yesus terlahir, muncullah sosokpertama dari tridente Miletus yaitu Thales yang menggebrak cara berfikir mitologis masyarakat Yunani dalam menjelaskan segala sesuatu. Sebagai Saudagar-Filosof, Thales amat gemar melakukan muhibah. Ia bahkan pernah melakukan lawatan ke Mesir. Thales adalah filsuf pertama sebelum masa Socrates. Menurutnya zat utama yang menjadi dasar segala materi adalah air. Pada masanya, ia menjadi filsuf yang mempertanyakan isi dasar alam.[15]
b. Pythagoras (580 SM–500 SM)
Pythagoras lahir di Samos (daerah Ioni), tetapi kemudian berada di Kroton (Italia Selatan).[16] Ia adalah seorang matematikawan dan filsuf Yunaniyang paling dikenal melalui teoremanya. Dikenal sebagai “Bapak Bilangan”, dan salah satu peninggalan Phytagoras yang terkenal adalah teorema Pythagoras, yang menyatakan bahwa kuadrat hipotenusa dari suatusegitiga siku-siku adalah sama dengan jumlah kuadrat dari kaki-kakinya (sisi-sisi siku-sikunya). Walaupun fakta di dalam teorema ini telah banyak diketahui sebelum lahirnya Pythagoras, namun teorema ini dikreditkan kepada Pythagoras karena ia yang pertama kali membuktikan pengamatan ini secara matematis. Selain itu, Pythagoras berhasil membuat lembaga pendidikan yang disebut Pythagoras Society. Selain itu, dalam ilmu ukur dan aritmatika ia berhasil menyumbang teori tentang bilangan, pembentukan benda, dan menemukan hubungan antara nada dengan panjang dawai.
c. Socrates (469 SM-399 SM)
Socrates lahir di Athena, dan merupakan generasi pertama dari tiga ahli filsafat besar dari Yunani, yaitu Socrates, Plato dan Aristoteles. Socrates adalah yang mengajar Plato, dan Plato pada gilirannya juga mengajar Aristoteles. sumbangsih Socrates yang terpenting bagi pemikiran Barat adalah metode penyelidikannya, yang dikenal sebagai metode elenchos, yang banyak diterapkan untuk menguji konsep moral yang pokok. Karena itu, Socrates dikenal sebagai bapak dan sumber etika atau filsafat moral, dan juga filsafat secara umum.
d. Plato (427 SM-347 SM)
Ia adalah murid Socrates dan guru dari Aristoteles. Karyanya yang paling terkenal ialah Republik (Politeia) di mana ia menguraikan garis besar pandangannya pada keadaan “ideal”. Selain itu, ia juga menulis ‘Hukum’ dan banyak dialog di mana Socrates adalah peserta utama. Sumbangsih Plato yang terpenting tentu saja adalah ilmunya mengenai ide. Dunia fana ini tiada lain hanyalah refleksi atau bayangan daripada dunia ideal. Di dunia ideal semuanya sangat sempurna.
e. Aristoteles (384 SM- 322 SM)
Aristoteles adalah seorang filsuf Yunani, murid dari Plato dan guru dariAlexander yang Agung. Ia memberikan kontribusi di bidang Metafisika, Fisika, Etika, Politik, Ilmu Kedokteran, dan Ilmu Alam. Di bidang ilmu alam, ia merupakan orang pertama yang mengumpulkan dan mengklasifikasikanspesies-spesies biologi secara sistematis. Sementara itu, di bidang politik, Aristoteles percaya bahwa bentuk politik yang ideal adalah gabungan dari bentuk demokrasi dan monarki. Dari kontribusinya, yang paling penting adalah masalah logika dan Teologi (Metefisika). Logika Aristoteles adalah suatu sistem berpikir deduktif (deductive reasoning), yang bahkan sampai saat ini masih dianggap sebagai dasar dari setiap pelajaran tentang logika formal. Meskipun demikian, dalam penelitian ilmiahnya ia menyadari pula pentingnya observasi, eksperimen dan berpikir induktif (inductive thinking). Logika yang digunakan untuk menjelaskan cara menarik kesimpulan yang dikemukakan oleh Aristoteles didasarkan pada susunan pikir (syllogisme).
Selain nama-nama diatas, masih ada filosof-filosof seperti Anaximander (610 SM-546 SM) dengan diktum falsafinya bahwa permulaan yang pertama, tidaklah bisa ditentukan (Apeiron), karena tidaklah memiliki sifat-sifat zat yang ada sekarang. Anaximenes yang hidup pada abad ke 6 SM., masih satu generasi dengan Anaximander, ia berpendapat bahwa zat yang awal ada adalah udara. Ia menganggap bahwa semuanya di alam semesta dirasuki dengan udara.Demokreitos (460-370 SM), ia mengembangkan teori mengenai atom sebagai dasar materi, sehingga ia dikenal sebagai “Bapak Atom Pertama”. Empedokles(484-424 SM) adalah seorang filsuf Yunani berpendapat bahwa materi terdiri atas empat unsur dasar yang ia sebut sebagai akar, yaitu airtanahudara, dan api. Selain itu, ia menambahkan satu unsur lagi yang ia sebut cinta (philia). Hal ini dilakukannya untuk menerangkan adanya keterikatan dari satu unsur ke unsur lainnya. Empedokles juga dikenal sebagai peletak dasar ilmu-ilmu fisika dan biologi pada abad 4 dan 3 SM. Dan juga Archimedes, (sekitar 287 SM-212 SM) ia adalah seorang ahlimatematika, astronomfilsuffisikawan,dan insinyurberbangsa YunaniArchimedes, dianggap sebagai salah satu matematikawan terbesar sepanjang masa, hal ini didasarkan pada temuannya berupa prinsip matematis tuas, sistem katrol (yang didemonstrasikannya dengan menarik sebuah kapal sendirian saja), dan ulir penak, yaitu rancangan model planetarium yang dapat menunjukkan gerak matahari, bulan, planet-planet, dan kemungkinan konstelasi di langit. Di bidang matematika, penemuannya terhadap nilai p (phi)lebih mendekati dari ilmuan sebelumnya. Dari karya-karyanya yang bersifat eksperimental, ia kemudian dijuluki sebagai, “Bapak IPA Eksperimental”.[17]
3. Zaman Pertengahan
Zaman ini masih berhubungan dengan zaman sebelumnya. Karena awal mula zaman ini pada abad 6 M sampai sekitar abad 14 M. Zaman ini disebut dengan zaman kegelapan (The Dark Ages). Zaman ini ditandai dengan tampilnya pada Theolog di lapangan ilmu pengetahuan. Sehingga para ilmuwan yang ada pada zaman ini hampir semua adalah para Theolog. Begitu pula dengan aktifitas keilmuan yang mereka lakukan harus berdasar atau mendukung kepada agama. Ataupun dengan kata lain aktivitas ilmiah terkait erat dengan aktivitas keagamaan. Pada zaman ini filsafat sering dikenal dengan sebagai Anchilla Theologiae(Pengabdi Agama).[18] Selain itu, yang menjadi ciri khas pada masa ini adalah dipakainya karya-karya Aristoteles dan Kitab Suci sebagai pegangan.
Ketika Bangsa Eropa mangalami masa kegelapan, kebangkitan justru menjadi milikIslam. Hal ini dimulai dari munculnya Nabi Muhammad SAW pada abad ke-6 M, perluasan wilayah, pembinaan hukum serta penerjemahan filsafat Yunani, dan kemajuan ilmu pengetahuan Islam pada abad ke-7 M sampai abad ke-12 M. Pada masa ini Islam mandapatkan masa keemasannya (Golden Age).
Selain itu, pada abad ini terjadi perkembangan kebudayaan di Asia Selatan dan Timur, seperti Ajaran Lao Tse (menjaga keharmonisan dengan alam) dan Confucius(konsep kode etik luhur mangatur akal sehat). Pada masa kegelapan ini ilmu pengetahuan di Eropa tidak berkembang. Karya ilmuwan yang masih menjadi pegangan hanya karya Aristoteles. Pada abad 12 M, yang diklaim sebagai awal mula zaman Renaissance telah muncul beberapa nama yang mempelopori di bidang ilmu dan eksperimen, yaitu:
a)        Roger Bacon (1214 M - 1294 M)
Dikenal dengan sebutan Doctor Mirabilis(guru yang sangat mengagumkan). Ia adalah seorang filsuf Inggris yang meletakkan penekanan pada empirisme, dan dikenal sebagai salah seorang pendukung awal metode ilmiah modern di dunia Barat. Teorinya menyatakan bahwa apa yang menjadi landasan awal dan ujian akhir dari semua ilmu pengetahuan adalah pengalaman, dan syarat mutlak untuk mengolah pengetahuan adalah dengan matematika. Sehingga ia dikenal sebagai pelopor empirisme
b)        Thomas Aquinas (1225 M -1274 M)
Seorang filsuf dan ahli teologi ternama dari Italia. Ia terutama menjadi terkenal karena dapat membuat sintesis dari filsafat Aristoteles dan ajaran Gereja Kristen. Sintesisnya ini termuat dalam karya utamanya: Summa Theologiae (Ikhtisar Teologi). Selain itu, karya Theologis Thomas yang sangat terkenal adalah “Summa Contra Gentiles (Ikhtisar Melawan Orang-Orang Kafir)”
c)        Gerard van Cremona (1114 M -1187 M)
Seorang penerjemah Arab karyailmiah. Dia adalah salah satu orang paling penting di Toledo. Ia menerjemahkan sekitar 70 bahasa Arab dan karya-karya klasik Yunani ke dalam bahasa Latin termasuk karya Euclidius, Al-Farabi, Al-Farghani dan karya-karya lain.
d)        Giovanni Boccaccio (1313 M - 1375 M)
Seorang Italia penulis dan penyair. Karya yang dihasilkan dalam periode ini meliputi Filostrato danTeseida, Filocolo, sebuah versi prosa yang ada roman Prancis, dan La Caccia di Diana, sebuah puisi dalam daftar sajak oktaf neapolitan perempuan. Boccaccio terus bekerja, memproduksi Comedia delle ninfe fiorentine (juga dikenal sebagai Ameto) campuran prosa dan puisi, tahun 1341, menyelesaikan lima puluh canto puisi alegoris Amorosa visione di 1342 M, dan Fiammetta di 1343 M. Salah satu karya terakhirnya di Italia, satu-satunya karya penting lainnya adalah Corbacci.[19]
Sepanjang Eropa mengalami masa kegelapan, di sebelah selatan Laut Tengah berkembang kerajaan bangsa Arab yang dipengaruhi dengan Islam. Dengan berkembangnya pengaruh Islam, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan Islam yang berperan dalam perkembangan Ilmu. Dengan berkembanganya pengaruh islam, maka semakin banyak pula tokoh-tokoh ilmuwan yang berperan dalam perkembangan ilmu. Mereka adalah sebagai berikut :
a.     Al-Kindi (801 M-873 M)
Bisa dikatakan merupakan filsuf pertama yang lahir dari kalangan islam. Al-kindi menuliskan banyak karya dalam bidabg goemetri, astronomi, aritmatika, musik (yang dibangunya dari berbagai prinsip aritmatis), fisika, medis, psikologi, meteorology, dan politik.
b.    Al-Farābi (870 M-950 M)
Seorang komentator filsafat Yunani yang sangat ulung di dunia islam. Kontribusinya terletak di berbagai bidang matematika, filosofi, pengobatan, bahkan musik. Al-farabi telah membuat berbagai buku tentang sosiologi dan sebuah buku penting dalam bidang musik, kitab al-Musiqa. Selain itu, karyanya yang paling terkenal adalah al-Madīnah al-Fadhīlah (kota atau Negara utama) yang membahas tentang pencapaian kebahagian melalui kehidupan politik dan hubungan antara razim yang paling baik menurut pemahaman dengan hukum Ilāhian Islam.
c.     Al-Khawārizmi (780 M-850 M)
Hasil pemikiran berdampak besar pada matematika, yang terangkum dalam buku pertamanyanya, al-Jabar, selain itu karyanya adalah al-Kitāb al-Mukhtasar fi Hisab Al-jabr Wa’al-Muqalaba (buku rangkuman untuk kulturasi dengan melengkapkan dan menyeimbangkan), kitab surat al-Ardh (Pemandanganan Bumi). Karyanya tersebut sampai sekarang masih tersimpan di Strassberg, Jerman.
d.    Ibnu Sina (980 M-1037 M)
Di kenal sebagai Avicenna di dunia barat. Ia adalah seorang filsuf, ilmuwan, dan juga dokter. Bagi banyak orang beliau adalahbapak pengobatan modern dan masih banyak lagi sebutan baginya yang berkaitan dengan karya-karyanya di bidang kedokteran. Karyanya merupakan rujukan di bidang kedokteran selama berabad-abad.
e.     Al-Ghazāli (1058 M-111 M)
Seorang filsuf dan theolog muslim Persia, yang dikenal sebagai Algazel di dunia Barat. Karya beliau berupa kitab-kitab, antara lain kitab al-Munqidih min Adh-Dalāl, al-Risālah al-Quadsiyyah, dan Mizan al-Amāl.
f.  Ibnu Rusyd (1226 M – 1198 M)
Bahasa latin di sebut dengan Averroes, dan dia adalah filsuf dari spanyol (Andalusia). Karya-karya Ibnu Rusyd meliputi bidang filsafat, kedokteran dan fiqih dalam bentuk karangan, ulasan, essai, dan resume. Menurut Betrand Russell, Ibn Rushd lebih terkenal dalam filsafat Kristen daripada filsafat Islam. Dalam filsafat Islam dia sudah berakhir, dalam filsafat Kristen dia baru lahir. Pengaruhnya di Eropa sangat besar, bukan hanya terhadap para skolastik, tetapi juga pada sebagian besar pemikir-pemikir bebas non-profesional, yang menentang keabadian dan disebut Averroists. Di Kalangan filosof profesional, para pengagumnya pertama-tama adalah dari kalangan Franciscan dan di Universitas Paris. Rasionalisme Ibn Rushd inilah yang mengilhami orang Barat pada abad pertengahan dan mulai membangun kembali peradaban mereka yang sudah terpuruk berabad-abad lamanya yang terwujud dengan lahirnya zaman pencerahan atau renaisans.[20]
g.    Ibnu Khaldun (1332 M-1406 M)
Seorang sejarawan muslim dari Tunisia dan sering disebut sebagai bapak pendiri ilmu historiografi, sosiologi dan ekunomi. Karyanya yang terkenal adalah Muqaddimah (pendahuluan).
h.    Jabir Ibnu Hayyan atau Gebert (721 M-815 M)
Seorang tokoh Islam yang mempelajari dan mengembangkan ilmu kimia.
i. Al-Razi (856 M-925 M)
Dikenal dengan nama Razes. Seorang dokter klinis ynag terbesar pada masa itu dan pernah mengadakan suatu penelitian al-Kimiatau lebih dikenal dengan sebutan ilmu kimia. Beliau mengarang Ensiklopedia ilmu kedokteran yang berjudul Contenens.
j. Ibnu Haitam
Dikenal dalam kalangan cerdik pandai di barat, dengan nama Alhazen, Dia adalah seorang ilmuwan islam yang ahli dalam bidang sains, falak, matematika, geometri, pengobatan, dan filsafat. Ia banyak pula melakukan penyelidikan mengenai cahaya dan telah memberiakn ilham kepada ahli sains barat seperti Boger, Bacon, dan Kepler dalam menciptakan mikroskop dan teleskop.
k.    Al–Battāni (850 M-929 M)
Memberikan kontribusi untuk astronomi dan matematika. Dalam astronomi, al–Battāni juga meningkatkan ketepatan pengukuran presesi sumbu bumi.[21]
Selain dari daftar nama ilmuwan di atas, masih banyak lagi ilmuwan muslim yang lain. Dalam bidang fiqih ada Imam Hanāfi (699M-767 M), Imam Mālik (712 M-798 M), Imam Syafi’i (767 M-820 M) dan Imam Hanbali (780 M-855 M) yang besar dengan kitab masing-masing. Sementara dalam bidang sosial, terdapat nama Yaqut bin Abdullah al-Hamāwi (1179 M-1229 M) yang mengarang kitab Mu’jam al-Buldan (Kamus Negara). Ibnu Yunis, yang menggabungkan do kumen-dokumen penelitian yang dibuat 200 tahun sebelumnya dan menyiapkan nya untuk tabel astronomi Hakimite. Umar al-Khayyām, yang dikenal dengan karya kalender Jalali-nya yang sempurna dan dipakai di Persia un tuk penanggalan. Cendekiawan sepertiWill Durant dan Fielding H. Garrison, kimiawan Muslim dianggap sebagai pendiri kimia. Abu Rayhan al-Biruni sebagai perintis indologi, geodesi dan antropologi.
Sebagian bangsa di Asia juga mulai memperlihatkan perkembangan ilmu mereka. Dari Cina ada salah satu contoh terbaik akan Shen Kuo (1031 M - 1095 M), seorang ilmuwan dan negarawan yang pertama kali menggambarkan magnet-jarum kompas yang digunakan untuk navigasi, menemukan konsep utara sejati, perbaikan desain astronomi Gnomon, armillary bola, penglihatan tabung, dan clepsydra, dan menggambarkan penggunaan drydocks untuk memperbaiki perahu.
Selain itu, Shen Kuo juga menyusun teori pembentukan tanah, atau geomorfologi. Ada juga Su Song (1020 M - 1101 M) juga seorang astronom yang menciptakan langit bintang atlas peta, menulis sebuah risalah farmasi dengan subyek terkait botani, zoologi, mineralogi, dan metalurgi, dan telah mendirikan besar astronomi clocktower di Kaifeng pada tahun 1088.[22]
4. Zaman Renaissance
Zaman ini berlangsung pada awal abad 14 M sampai dengan abad 17 M. Renaissance sering diartikan denagn kebangkitan, peralihan, atau lahir kembali (rebirth), yaitu di lahirkan kembali sebagai manusia yang bebas untuk berpikir , dan jauh dari ajaran-ajaran agama.
Tokoh-tokoh ilmuwan yang berpengaruh di masa ini ialah sebagai berikut :
a. Nicolaus Capernicus (1473 M-1543 M), adalah seorang astronom, matematikawan, dan ekunom yang berkembangsaan Polandia. Ia mengembangkan Teori Heliosentris (Tata Surya berpusat di matahari).
b. Galileo Galilei (1564 M-1642 M), adalah seorang astronom, filsuf, dan fisikawan Italia yang memiliki peran besar dalam revolusi ilmiah. Sumbangannya dalam keilmuan antara lain adalah penyempurnaan teleskop (dengan 32 x pembesaran) dan berbagai observasi astronomi. Dia adalah orang pertama yang melukiskan tata surya seperti yang kita kenal sekarang.
c. Tycho Brahe (1546 M-1601 M), adalah seorang bangsawan Denmark yang terkenal sebagai astronom/astrolog dan alkimiawan. Tycho adalh astronom pengamat paling menonjol di zaman pra –teleskop. Akurasi pengamatannya pada posisi bintang dan planet tak tertandingi pada masa itu.
d. Johannes Kepler (1571 M-1630 M), adalah astronom jerman, Matematikawan dan astrolog. Ia paling di kenal melalui hukum gerakan planetnya. Kepler juga ahli optic dan astronomi. Penjelasannya tentang pembiasan cahaya tertuang dalam buku Supplement To Witelo, Expounding The Optical Part Of Astronomy. Ia orang pertama yang menjelaskan cara kerja mata.
e. Fancies Bacon (1561 M-1626 M), adalah seorang filsuf, negarawan dan penulis Inggris. Karya-karyanya antar lain membangun dan mempopulerkan motodologi induksi untuk penelitian ilmiah, sering kali disebut metode Baconian.[23]

5. Zaman modern
Zaman ini sebenarnya sudah terintis mulai dari abad 15 M. Tetapi, indikator yang nyata terlihat jelas pada abad 17 M dan berlangsung hingga abad 20 M. Hal ini ditandai dengan ditandai dengan adanya penemuan-penemuan dalam bidang ilmiah.[24] Menurut Slamet Iman Sontoso, ada tiga sumber pokok yang menyebabkan berkembangnya ilmu pengetahuan di Eropa dengan pesat, yaitu hubungan antara kerajaan Islam di Semenanjung Liberia dengan negara Perancis, terjadinya Perang Salib dari tahun 1100-1300, dan jatuhnya Istambul ke tangan Turki pada tahun 1453.[25]
Zaman ini sudah dimulai sejak abad 14 M. zaman ini juga dikenal sebagai masa rasionalisme yang tumbuh di zaman modern karena munculnya berbagai penemuan ilmu pengetahuan. Tokoh yang menjadi pioner pada masa ini adalah Rene Decrates, Isaac Newton, Charles Darwin, dan JJ. Thompson. Keterangan lebih lengkap sebagai berikut :
a. Isaac Newton (1643 M-1727 M ), adalah seorang fisikawan, matematikawan, ahli astronomi, filsuf alam, alkimiawan, dan theolog. Dia di katakana sebagai “Bapak ilmu fisika klasik”. Karyanya yang berjudul Philosophiae Naturalis Principia Mathematica menjabarkan tentang hukum gravitasi dan tiga hukum gerak yang mendominasi pandangan sains mengenai alam semesta selama tiga abad ini.
b. Rene Descartes (1596 M-1650 M), ia di kenal sebagai Renatus Cartesius, adalah seorang filsuf dan matematikawan Perancis. Descartes kadang di panggil “Penemu filsafat Modern” dan “Bapak matematika modern”. Pemikirannya yang menggunakan revolusi adalah semuanya tida ada yang pasti, kecuali kenyataan bahwa seseorang berfikir.
c. Charles Robert Darwin 1809 M-1882 M) adalah seorang naturalis yang teori revolusionernya meletakkan landasan bagi teori evolusi modern dan prinsip garis keturunan yang sama (common Descent) dengan mengajukan seleksi alam sebagai mekanismenya. Teorinya yang paling menggemparkan adalah “Nenenk moyang manusia adalah kera”.
d. Joseph John Thompson (1856 M-1940 M) adalah seorang ilmuan dengan penelitiannya yang membuahkan penemuan Elektron. Thompson mengungkapkan bahwa gas mampu mengantarkan listrik. Ia menjadi seorang perintis ilmu fisika nuklir. Dia juga menemukan sebuah metode untuk memisahkan jenis atom dan sinar molekul yang berbeda dengan menggunakan sinar positif.
Selain pioneer di atas masih banyak ilmuwan lain yang memegang peran dalam perkembangan ilmu. Diantaranya seperti Michael Faraday (1791 M -1867 M) yang mendapat julukan “Bapak Listrik“, karena berkat usahanya listrik menjadi teknologi yang banyak gunanya, dan Blaise Pascal (1623 M-1662 M) adalah seorang ahli matematika, fisika, dan agama filsuf. Karyanya berupa kontribusi penting pada pembangunan mekanis kalkulator. Kemudian dari perkembangan ilmu sosial, muncul nama Auguste Comte (1798 M-1857 M). Menurut Thoyibi, ia adalah tokoh yang mengusung “Filsafat Positivisme” dengan karyanya Cours De Philosophie Positive (Uraian tentang filsafat positivisme). Istilah dari “positif” ini sebagai sesuatu yang nyata, tepat, pasti, dan memberi manfaat.[26]

C.    Pandangan Masyarakat terhadap Sains
Kemajuan teknologi modern yang begitu pesat telah memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti radio, televisi, internet, alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, kaum muda, atau anak-anak. Namun tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya. Justru di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab adanya pelbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat ini dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah yang menentukan operasionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.
Dalam islam, sains dan teknologi sangat penting untuk membangun peradaban yang kuat dan tangguh. Sebagaimana halnya dahulu para khalifah mendorong kaum muslim untuk mencipatakan teknologi dan membuat karya ilmiah guna mengembangkan dan memanfaatkan SDA yang ada. Seperti kita ketahui para ilmuwan islam seperti al-Khawarizmi ahli matematika, Ibnu Firnas konseptor pesawat terbang, Jabir bin Haiyan bapak kimia, dan masih banyak lagi. Mereka semuanya mengerahkan segenap upaya dan berkarya untuk umat. Jadi, Islam tidak pernah melarang sains dan teknologi, tetapi justru Islam selalu terdepan dalam sains dan teknologi sejak 13 abad yang lalu.
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW bersabda:“Kalian lebih tahu urusan dunia kalian”. Hadits ini menunjukkan kebolehan mengenai sains dan teknologi karena pada saat itu Rasulullah SAW ditanya oleh seseorang tentang pertanian, tapi Rasulullah tidak memberikan jawaban yang benar karena Rasulullah tidak ahli dalam pertanian.
Maka dari itu, sains dan teknologi merupakan madaniyah ‘am yaitu benda yang tidak ada sangkut pautnya dengan hadlarah. Sebagaimana Imam Taqiyuddin an-Nabhani dalam kitabnya Nizhamul Islammenyebutkan bahwa “Sedangkan bentuk-bentuk madaniyah yang menjadi produk kemajuan sains dan perkembangan teknologi/industri tergolong madaniyah yang bersifat umum, milik seluruh umat manusia”Madaniyah itu sendiri merupakan merupakan bentu-bentuk fisik berupa benda-benda yang terindera dan digunakan dalam kehidupan yang meliputi seluruh aktivitas kehidupan.
Jelaslah sudah bahwa produk dari sains dan teknologi dalam pandangan Islam boleh/mubah. Tetapi ingat bahwasannya ada juga madaniyah yang bersifat khas seperti patung, salib, bintang david, dll itu merupakan karya/hasil dari hadlarah selain Islam, maka menggunakannya adalah suatu kemaksiatan dan hukumnya haram.


BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
1.    Islam dan Sains, dua kata berbeda yang mempunyai makna berbeda pula. Islam yang berasal dari kata "salama" berarti mengandung selamat dan penyerahan diri secara penuh pada syariatnya. Sedangkan sains yang merupakan bagian dari ilmu dapat dipahami sebagai ilmu alam yang dapat dibuktikan kebenarannya. Dalam sains sebagian orang menganggap pembuktian kebenaran itu harus dapat dilakukan dengan metodologi yang sistematis, maka sebagian yang lain memahami bahwa agama atau Islam kebenarannya adalah berdasar pada keyakinan adanya sang Ghaib yang "mengada" segala sesuatu yang "ada" di dunia ini.
2.    Sepanjang sejarahnya, Islam telah hadir dengan beragam ilmu pengetahuan dan melahirkan ribuan intelektual Muslim. Ilmu pengetahuan yang dikembangkan, memudahkan manusia dalam membangun peradaban dunia.
Bahkan, pada abad ke-6 hingga 14 Masehi, Islam mengalami masa kejayaannya (The Golden Age of Islam). Saat itu, sejumlah intelektual Muslim berhasil mewujudkan karya-karya mereka dengan bersumber dari al-Quran. Dan Islam pun identik dengan sains dan teknologi. Untuk menggambarkan kegemilangan itu, seorang sejarawan sains terkemuka, George Sarton, menuliskan dalam jilid pertama bukunya yang terkenal di bidang ini, Introduction to the History of Science.
''Cukuplah kita menyebut nama-nama besar yang tak tertandingi di masa itu oleh seorang pun di Barat: Jabir bin Hayyan, Al-Kindi, Al-Khawarizmi, Ar-Razi, Al-Farabi, At-Thabari, Al-Biruni, Ibnu Sina, serta Umar Khayyam. Jika seorang mengatakan kepada anda bahwa Abad Pertengahan sama sekali steril dari kegiatan ilmiah, kutiplah nama-nama ilmuwan tersebut di atas. Mereka semua hidup dan berkarya dalam periode yang amat singkat, yakni dari 750 hingga 1100 M.''
Dalam Ensiklopedi Tematis Dunia Islam: Pemikiran dan Peradaban, disebutkan bahwa perkembangan sains dan teknologi dalam sejarah Islam tidak bisa dilepaskan dari tiga landasan, yakni landasan agama, filsafat, dan kelembagaan.
3.    Kemajuan teknologi modern yang begitu pesat telah memasyarakatkan produk-produk teknologi canggih seperti radio, televisi, internet, alat-alat komunikasi dan barang-barang mewah lainnya serta menawarkan aneka jenis hiburan bagi tiap orang tua, kaum muda, atau anak-anak. Namun tentunya alat-alat itu tidak bertanggung jawab atas apa yang diakibatkannya. Justru di atas pundak manusianyalah terletak semua tanggung jawab itu. Sebab adanya pelbagai media informasi dan alat-alat canggih yang dimiliki dunia saat ini dapat berbuat apa saja kiranya faktor manusianyalah yang menentukan operasionalnya. Adakalanya menjadi manfaat yaitu manakala manusia menggunakan dengan baik dan tepat. Tetapi dapat pula mendatangkan dosa dan malapetaka manakala manusia menggunakannya untuk mengumbar hawa nafsu dan kesenangan semata.


DAFTAR PUSTAKA


Adisusilo JR, Sutarjo. Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Yogyakarta: Kanisius, 1983.

Aditya, Awang K. “History of Thought; Ikhtiar Menziarahi Narasi Agung Filsafat Barat”. Short Outlinemengenai sejarah pemikiran filosofis disajikan dalam Training Filsafat UKM Intelektual STAIN Kediri, 4 – 5 Juni 2011.
Bakar, Osman. Tauhid Dan Sain, Jakarta: Pustaka Hidayah, 1991.

Hanafie, Soetriono dan SDRm Rita. Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian . Yogyakarta: Andi Offset Yogya, 2007.

Hitti, Philip K. History of the Arab, London: Mac. Millan dan Co.Itd, 1964.

Hadiwiyono,  Harun Sari Sejarah Filsafat Barat, Yogyakarta: Kanisius, 1980.

Nasution, Harun. Islam dan Rasional gagasan dan pemikiran. Bandung: Mizan, 2000.

Salam, Burhanuddin Sejarah Filsafat Ilmu & Teknologi, Jakarta: Rineka Cipta, 2004.

Siroj, Said Aqil. Tasawuf Sebagai Kritik Sosial , Bandung: Mizan, 2006.

Peursen, C.A. van. Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B. Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu? Bandung: Pustaka Sutra, 2008.

Rais,  Mohammad Amien. Agenda Mendesak Bangsa, Selamatkan Indonesia Yogyakarta: PPSK Press, 2008.
Russell,  Bertrand. Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari Zaman Kuno Hingga Sekarang.Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004.

Semiawan, Conny R. dkk. Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999.
Surajiyo. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya Di Indonesia: Suatu Pengantar , Jakarta: Bumi Aksara, 2007.

Tim Dosen Filsafat Ilmu, Filsafat Ilmu, Yogyakarta: Liberty, 2001.

Thoyibi, Muhammad.  Filsafat Ilmu dan Perkembangannya  Surakarta: Muhammadiyah University Press, 1997.
Wahid, Ramli Abdul. Ulumul al- Qu'ran. Jakarta: Grafindo,1996.

Jadiwijaya, “Sejarah Perkembangan Ilmu” dalamHttp://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 13 November 2011.







[1]Osman Bakar, Tauhid Dan Sain, (Jakarta: Pustaka Hidayah, 1991), h. 75.
[2]Said Aqil Siroj, Tasawuf Sebagai Kritik Sosial (Bandung: Mizan, 2006), h. 59.

[3]Osman Bakar, Tauhid Dan Sains, h. 74.

[4]C.A. van Peursen, Filsafat Sebagai Seni untuk Bertanya. Dikutip dari buku B. Arief Sidharta. Apakah Filsafat dan Filsafat Ilmu Itu? (Bandung: Pustaka Sutra, 2008), h. 7-11.
[5]Ramli Abdul Wahid, Ulumul al- Qu'ran (Jakarta: Grafindo,1996), h. 7.

[6]Mohammad Amien Rais, Agenda Mendesak Bangsa, Selamatkan Indonesia (Yogyakarta: PPSK Press, 2008), h.3.


[7]Terdapat perbedaan pembahasan tentang periode perkembangan ilmu pengetahuan dalam berbagai literatur, misalnya dalam buku Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia: Suatu Pengantar karya Surajiyo (2007), buku Pengantar Filsafat Ilmu karya The Liang Gie (1996),Filsafat Ilmu dan Perkembangannya karya M. Thoyibi (1997), Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan karya Sutarjo Adisusilo JR (1983), Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu karya Conny R. Semiawan dkk. (1999), serta dalam buku Filsafat Ilmu yang disusun oleh Tim Dosen Filsafat Ilmu UGM (2001).
[8]Conny R. Semiawan, dkk. Dimensi Kreatif Dalam Filsafat Ilmu (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 1999), h. 3.
[9]Sutarjo Adisusilo JR, Problematika Perkembangan Ilmu Pengetahuan (Yogyakarta: Kanisius, 1983), h. 29.
[10]Burhanuddin Salam, Sejarah Filsafat Ilmu & Teknologi  (Jakarta: Rineka Cipta, 2004), h. 30-34.
[11]Jadiwijaya, “Sejarah Perkembangan Ilmu” dalamHttp://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 13 November 2011.
[12]Soetriono dan SDRm Rita Hanafie, Filsafat Ilmu dan Metodologi Penelitian (Yogyakarta: Andi Offset Yogya, 2007), h. 117.
[13]Bertrand Russell, Sejarah Filsafat Barat dan Kaitannya dengan Kondisi Sosio-Politik dari Zaman Kuno Hingga Sekarang (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2004), 3-4.
[14]Surajiyo, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya Di Indonesia: Suatu Pengantar  (Jakarta: Bumi Aksara, 2007), h. 82-83.
[15]Awang K. Aditya, “History of Thought; Ikhtiar Menziarahi Narasi Agung Filsafat Barat”. Short Outlinemengenai sejarah pemikiran filosofis disajikan dalam Training Filsafat UKM Intelektual STAIN Kediri, 4 – 5 Juni 2011.
[16]Harun Hadiwiyono, Sari Sejarah Filsafat Barat (Yogyakarta: Kanisius, 1980), h. 19.
[17]Jadiwijaya,“Sejarah Perkembangan Ilmu” dalamHttp://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 13 November 2011.
[18]Surajiyo, Filsafat Ilmu, h. 85.
[19]Jadiwijaya,“Sejarah Perkembangan Ilmu” dalamHttp://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 13 November 2011.
[20]Russell, Sejarah Filsafat Barat, h. 567.
[21]Jamaludin Assalam, “Makalah Sejarah Perkebangan Ilmu”, dalamhttp://jamaludinassalam.wordpress.com/2011/03/30/makalah-sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 12 November 2011.
[22]Jadiwijaya,“Sejarah Perkembangan Ilmu” dalamHttp://jadiwijaya.blog.uns.ac.id/2010/06/02/sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 13 November 2011.
[23]Jamaludin Assalam, “Makalah Sejarah Perkebangan Ilmu”, dalamhttp://jamaludinassalam.wordpress.com/2011/03/30/makalah-sejarah-perkembangan-ilmu/, diakses 12 November 2011.
[24]Surajiyo, Filsafat Ilmu, h.  87.
[25]Tim Dosen Filsafat Ilmu, Filsafat Ilmu (Yogyakarta: Liberty, 2001), h. 79.
[26]Muhammad Thoyibi, Filsafat Ilmu dan Perkembangannya  (Surakarta: Muhammadiyah University Press, 1997), h. 59.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN

KOMUNIKASI DAN KOORDINASI

MATERI PENDIDIKAN ISLAM