MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dewasa ini,
pendidikan dijadikan ujung tombak kemajuan suatu negara. Pendidikan dipandang
mampu jadi pemecah atas masalah-masalah sosial yang ada. Sejauh ini, pendidikan
di negara kita masih semrawut, terutama soal pengaturan kurikulum. Kritik
terhadap kurikulum kita saat ini ialah kurang tepatnya kurikulum dengan mata
pelajaran yang terlalu banyak, dan tidak berfokus pada hal-hal yang seharusnya
diberikan. Dan yang paling parah pada setiap sistem pendidikan kita yaitu kurangnya
evaluasi yang efektif
Pendidikan adalah upaya
sadar dan tanggung jawab untuk memelihara ,membimbing dan mengarah kan
pertumbuhan dan perkembangan kehidupan peserta didik agar ia memiliki makna dan
tujuan hidup yang hakiki. Sementara proses
pendidikan bertujuan untuk menimbulkan
perubahan-perubahan yang diinginkan pada setiap peserta didik.
Perubahan perubahan yang
diinginkan pada peserta didik meliputi tiga bidang yaitu (1) tujuan yang
personal dan yang berkaitan dengan individu-individu yang sedang belajar untuk
terjadinya perubahan yang diinginkan, baik perubahan tingkah laku, aktivitas
dan pencapainya, serta pertumbuhan yang diingini pada peserta didik (2) tujuan sosial yang berkaitan dengan
kehidupan masyarakat sebagai unit sosial
berikut dengan dinamika masyarakat umumnya (3) tujuan profesional yang
berkaitan dengan pendidikan dan pengajaran sebagai ilmu, seni dan profesi. Proses
pendidikan yang dimaksud tidak terlepas dari beberapa komponen yang mendukung. Salah satu nya komponen yang urgen dalam melihat
keberhasilan pendidikan adalah evaluasi.
Evaluasi adalah
pengambilan keputusan berdasarkan hasil pengukuran dan standar kriteria yang
merupakan kegiatan berkesinambungan[1] Mengenai
hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan evaluasi pendidikan, untuk lebih
jelasnya akan dibahas pada pembahasan di dalam makalah
B.
Rumusan Masalah
Ada pun rumusan masalah dalam makalah ini adalah:
- Apa yang dimaksud dengan evalusi pendidikan.?
- Bagaimana ruang lingkup evalusi pendidikan.?
- Apa saja metode yang digunakan dalam evaluasi pendidikan.?
C. Tujuan
- Untuk mengetahui apa yang dimaksud evaluasi pendidikan.
- Untuk mengetahui ruang lingkup evaluasi pendidikan.
- Untuk mengetahuimetode yang digunakan dalam evaluasi pendidikan.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Evaluasi Pendidikan
Sebelum membicarakan evaluasi dalam pendidikan, ada baiknya kita menyamakan
persepsi terlebih dahulu tentang konsep dan pengertian yang akan kita gunakan.
Secara garis besar berbicara evaluasi adalah berbicara tentang penilaian dimana
pada saat membicarakan masalah penilaian, kita sering menggunakan beberapa
istilah seperti tes, pengukuran, asesmen, dan tak terkecuali didalamnya yaitu
evaluasi yang digunakan secara tumpang tindih (over lap). Berikut ini
beberapa pengertian dari istilah-istilah tersebut.
- Pengukuran adalah kegiatan penentu angka dari suatu obyek yang akan diukur, yaitu membandingkan sesuatu dengan satu ukuran, dan bersifat kuantitatif.
- Penilaian adalah kegiatan yang dirancang untuk mengukur efektifitas pembelajaran yang melibatkan sejumlah komponen penentu keberhasilan pembelajaran, dan bersifat kualitatif.
- Asesmen adalah proses pengumpulan informasi hasil belajar siswa yang diperoleh dari berbagai jenis tagihan dan mengolah untuk menilai hasil belajar dan perkembangan belajar siswa.
- Evaluasi adalah penilaian keseluruhan program pendidikan mulai perencanaan, kurikulum dan penilain serta pelaksanaannya.
Tes adalah alat ukur untuk
memperoleh informasi hasil belajar siswa yang memerlukan jawaban benar dan
salah[2]
Dilihat dari segi bahasa,
evaluasi berasal dari kata Bahasa Inggris; evaluation. Sedang dalam
Bahasa Arab; al-Tqdir (التقدير), dan dalam
Bahasa Indonesia; penilaian yang
akar katanya adalah value (inggris), al-Qimah (arab), nilai (Indonesia)[3]
Sementara pendidikan merupakan sebuah program. Program
yang melibatkan sejumlah komponen yang bekerja sama dalam sebuah proses untuk
mencapai tujuan yang telah diprogramkan. Dengan demikian,
secara harfiah evaluasi dapat diartikan sebagai penilaian dalam bidang
pendidikan atau penilaian mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan kegiatan pendidikan
Dalam dunia pendidikan, khususnya dunia persekolahan, penilaian mempunyai
makna ditinjau dari berbagai segi.
- Makna bagi siswa, yaitu memuaskan, dan tidak memuaskan.
- Makna bagi guru, yaitu mengetahui siswa mana yang berhak melanjutkan pelajarannya, mengetahui apakah materi yang diajarkan sudah tepat bagi siswa, dan mengetahui apakah metode yang digunakan sudah tepat atau belum.
Makna bagi sekolah, yaitu dapat diketahui apakah kondisi belajar yang diciptakan
oleh sekolah sesuai dengan harapan, menjadi bahan pertimbangan bagi perencanaan
sekolah dan menjadi pedoman bagi sekolah.[4] Sedangkan pengertian
dari Pengertian Evaluasi sendiri adalah kegiatan yang terencana untuk
mengetahui keadaan suatu obyek dengan menggunakan instrumen dan membandingkan
hasilnya dengan tolak ukur untuk memperoleh kesimpulan.
Evaluasi berasal dari kata to evaluate yang berarti menilai. Nilai dalam
bahasa arab di sebut al qimat. istilah nilai ini mulanya di populerkan oleh
para filsuf. dalam hal ini, plato merupakan filsuf yang pertama kali
mengemukakannya. Pembahasan ’’nilai’’ secara khusus di perdalam dalam diskursus
filsafat, terutama pada aspek oksiologinya. Begitu penting kedudukan nilai
dalam filsafat sehingga para filsuf meletakan nilai sebagai muara bagi
epistemologi dan antologi filsafat. Kata nilai menurut filsuf adalah idea of
worth Selanjutnya, kata nilai menjadi popular.[5]
Nana Sudjana
menjelaskan bahwa evaluasi pada
dasarnya memberikan pertimbangan atau harga untuk nilai berdasarkan kriteria
tertentu. Tujuan tersebut dinyatakan dalam rumusan tingkah laku yang
diharapkan dimiliki peserta didik setelah menyelesaikn pengalaman belajarnya
Roestiyah N. K. dkk
dalam bukunya "masalah-masalah ilmu keguruan" menyebutkan empat
pengertian evaluasi menurut deskripsinya berikut ini Evaluasi adalah proses memahami atau memberi arti:
- Mendapatkan dan mengkomunikasikan suatu informasi bagi petunjuk pihak-pihak pengambil keputusan.
- Evaluasi adalah kegiatan mengumpulkan data seluas-luasnya, sedalam-dalamnya yang bersangkutan dengan kapabilitas siswa, guna mengetahui sebab-akibat hasil belajar siswa yang dapat mendorong dan mengembangkan kemampuan belajar.
- Dalam rangka pengembangan siswa instruksional, evaluasi merupakan suatu kegiatan untuk menilai seberapa jauh program telah berjalan seperti yang telah direncanakan.
- Evaluasi adalah suatu alat untuk menentukan apakah tujuan pendidikan dan apakah proses dalam pengembangan ilmu telah berada di jalan yang diharapkan.
Jadi Evaluasi pendidikan adalah suatu
tindakan atau suatu proses untuk menetukan nilai daripada sesuatu menurut Brown
dan Wand bahwa sebagai suatu tindakan atau proses untuk menentukan nilai atau
segala sesuatu yang berhubungan dengan dunia pendidikan. Dalam arti luas evaluasi
adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang
sangat diperlukan untuk membuat suatu keputusan.
B. Ruang
Lingkup Evaluasi Pendidikan
1. Dasar dan Tujuan Evaluasi
Evaluasi yang
efektif harus mempunyai dasar yang kuat dan tujuan yang jelas. Maka akan
dikemukakan tentang:
a. Dasar evaluasi atau prinsip ilmiah yang mendasari waktu menyusun
evaluasi ialah:
1. Filsafat
2. Psikologi
3. Komunikasi
4. Kurikulum
5. Manajemen
6. Tujuan evaluasi
Program evaluasi bertujuan untuk mengetahui siapa diantara anak didik yang
cerdas dan yang lemah, sehingga yang lemah diberi perhatian khusus agar ia
dapat mengejar kekurangannya, sehingga naik tingkat, kelas maupun tamat
sekolah.[6]
Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input,
transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah dinilai
kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran. Transformasi adalah segala
unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu; guru, media dan bahan belajar,
metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem administrasi. Sedangkan output
adalah capaian yang dihasilkan dari proses pembelajaran.
Jika kita ingin melakukan kegiatan evaluasi, terlepas dari jenis evaluasi
apa yang digunakan, maka guru harus mengetahui dan memahami terlebih dahulu
tentang tujuan dan fungsi evaluasi. Bila tidak, maka guru akan mengalami
kesulitan merencanakan dan melaksanakan evaluasi. Hampir setiap orang yang membahas
evaluasi pula tentang tujuan dan fungsi evaluasi. Tujuan evaluasi pembelajaran
adalah untuk mengetahui keefektifan dan efisiensi sistem pembelajaran, baik
yang menyangkut tentang tujuan materi, metode, media sumber belajar, lingkungan
maupun sistem penilaian itu sendiri. Sedangkan tujuan khusus evaluasi
pembelajaran disesuaikan dengan jenis evaluasi pembelajaran itu sendiri,
seperti evaluasi perencanaan dan pengembangan, evaluasi monitoring, evaluasi
dampak, evaluasi efisinensi-ekonomi, dan evaluasi program komprehensif.[7]
Dalam konteks yang lebih lulas lagi, Gilbert Sax (1980 : 28) mengemukakan
tujuan evaluasi dan pengukuran adalah untuk “selection, placement,
diagnosis and remediation, feedback: norm-referenced and criterion-referenced interpretation,
motivation and guidance of learning, program and curriculum interpretation,
formative and summative evaluation, and theory development”.
Tujuan utama
melakukan evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan
informasi yang akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh
siswa sehingga dapat diupayakan tindak lanjutnya. Tindak lanjut termaksud
merupakan fungsi evaluasi dan dapat berupa.[8]
a. Penempatan pada tempat yang tepat
b. Emberian umpan balik
c. Diagnosis kesulitan belajar siswa
d. Penentuan kelulusan
2. Prinsip Evaluasi
Di dalam
petunjuk pelaksanaan penilaian yang diterbitkan oleh Ditdikmenum, dikemukakan
sejumlah prinsip evaluasi dalam semua program pembelajaran, yaitu: menyeluruh,
berorientasi pada tujuan, objektif, terbuka, bermakna, sesuai, dan mendidik.
Prinsip-prinsip tersebut dapat dijelaskan secara singkat berikut ini.
1) Menyeluruh
Evaluasi dilakukan terhadap semua ranah kemampuan, yaitu kognitif,
psikomotorik, dan afektif.
2) Berkesinambungan
Evaluasi dilaksanakan secara kontinu dan terus-menerus.
3) Berorientasi pada tujuan
Evaluasi merupakan kegiatan yang dilaksankan untuk mengetahui apakah tujuan
pembelajaran yang telah ditetapkan tercapai atau tidak.
4)
Objektif
Objektif mengandung arti bahwa informasi dan skor yang diperoleh, serta
keputusan yang ditetapkan sesuai dengan keadaan siswa yang sebenarnya.
5)
Terbuka
Proses dan hasil evaluasi dapat diketahui oleh semua pihak yang terkait,
yaitu, sekolah, siswa, dan orang tua.
6)
Bermakna
Evaluasi yang dilaksanakan hendaknya mempunyai makna bagi pihak-pihak yang
terkait, yaitu siswa dan guru.
3.
Obyek dan Subyek Evaluasi
Obyek penilaian meliputi dua hal yaitu Input dan output. Terkait mengenai
penilaian dari sisi input adalah sebagai berikut. Aspek yang bersifat rohani setidak-tidaknya
mencangkup 4 hal, yaitu:
a. Kemampuan
b. Kepribadian
c. Sikap-sikap
d. Inteligensi
Sedangkan unsur-unsur evaluasi, yaitu:
a. Kurikulum/materi
b. Metode dan cara penilaian
c. Sarana pendidikan/media
d. Sistem administrasi
e. Guru dan personil lainnya
Disamping inpout, unsur lain dari evaluasi adalah output. Dilihat dari sisi
outputnya evaluasi pendidikan adalah Penilaian terhadap lulusan sesuatu sekolah
dilakukan untuk mengetahui seberapa jauh tingkat pencapaian/prestasi belajar
mereka selama mengikuti program. Alat yang digunakan untuk mengukur pencapaian
ini disebut tes pencapaian. Sebagai obyek evaluasi, ia harus memberikan respon
atau jawaban, maka obyek tersebut juga disebut sebagai responden.
Adapun Subyek
evaluasi, adalah orang yang melakukan pekerjaan evaluasi. Siapa yang dapat
disebut sebagai subyek evaluasi untuk setiap evaluasi untuk setiap tes,
ditentukan oleh suatu aturan pembagian tugas atau ketentuan yang berlaku.
Contoh:
a)
Untuk mengetahui evaluasi tentang hasil belajar, maka
sebagai subyek evaluasi adalah guru.
b)
Untuk melaksanakan evaluasi sikap yang menggunakan
sebuah skala, maka sebagai subyeknya dapat meminta petugas yang ditunjuk.
c)
Untuk melaksanakan evaluasi terhadap kepribadian
dimana menggunakan sebuah alat ukur yang sudah distandardisir, maka subyeknya
adalah ahli-ahli psikologi
C.
Metode Dalam Evaluasi Pendidikan
Secara garis besar, metode evaluasi
dalam pendidikan dibedakan dalam dua bentuk, yaitu tes dan nontes. Tipe
evaluasi yang pertama adalah tes yang biasanya direalisasikan dengan tes tertulis.
Tes tertulis juga dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
1. Tes objek
Tes ini disebut juga alat evaluasi guna mengungkap atau
menghafal kembali
dan mengenal materi yang telah diberikan. Tes ini
biasanya diberikan dengan item pertanyaan menghafal yang di antaranya sebagai
jawaban bebas, melengkapi, dan identifikasi. Pertanyaan pengenalan (recognizing
question) dibedakan menjadi tiga macam bentuk tampilan, yaitu soal
benar-salah, pilihan ganda, dan menjodohkan.
Tes
objektif ini ada dua macam, yaitu jenis isian (supply type) dan jenis pilihan ganda (selection type). Tes objektif jenis isian juga mencakup tiga macam
tes, yaitu tes jawaban bebas atau jawaban terbatas, tes melengkapi, dan tes
asosiasi. Tes objektif jenis
pilihan ganda dikatakan lebih efektif oleh sebagian ahli penilaian, terutama
untuk mengukur beberapa hasil belajar peserta didik. Tes ini bervariasi dari
yang sederhana misalnya jawaban dua alternatif betul-salah, item tes
menjodohkan, sampai pada item tes pilihan ganda yang dapat digunakan untuk
mengukur hasil belajar kompleks.[9]
2. Tes esai
Pertanyaan esai pada umumnya dapat dibedakan dalam dua
jawaban berbeda, yaitu jawaban terbatas dan jawaban luas. Evaluasi yang dibuat
dengan menggunakan pertanyaan esai biasanya digunakan untuk menerangkan,
mengontraskan, menunjukkan hubungan, memberikan pembuktian, menganalisis
perbedaan, menarik kesimpulan, dan menggeneralisasi pengetahuan peserta didik.
Grounlund membedakan tes esai menjadi dua macam, yaitu
tes esai dengan jawaban panjang, dan tes esai dengan jawaban singkat. Tes esai
dengan jawaban panjang dirancang oleh para evaluator untuk melihat kemampuan
siswa dalam menuangkan ide dalam satu kesatuan yang komprehensip, koherensi,
dan sistematis sehingga memberikan kejelasan jawaban. Jawaban tes esai yang
tidak membatasi ide-ide yang dituangkan oleh siswa untuk menjawab pertanyaan
item merupakan tes yang disusun untuk tujuan tertentu. Contohnya, tes tertulis
ujian tahap akhir, yakni ujian skripsi, tesis, dan disertasi, di mana siswa
dituntut untuk menjawab pertanyaan secara komprehensip dan mendalam.[10]
Tes esai dikatakan sebagai jawaban terbatas, apabila
dalam menjawab para siswa hanya diminta menguraikan ide-idenya secara singkat
dan tepat sesuai dengan spasi atau ruang yang disediakan oleh para evaluator.
Jawaban pertanyaan esai terbatas ini biasanya mengarah kepada jawaban yang
lebih spesifik dan lebih pasti seperti kunci jawaban yang telah dibuat
evaluator.
Item tes esai dapat dikontruksi dengan menggunakan kata
bantu pertanyaan tertentu yang mengandung unsur 4W + 1H. Di samping itu,
pertanyaan esai harus direncanakan secara sistematis untuk mendorong para siswa
agar memiliki kemampuan mengekspresikan ide-ide mereka
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Jadi dapat disimpulkan dalam makalah ini yaitu sebagai berikut.
1. Evaluasi pendidikan
adalah suatu proses merencanakan, memperoleh dan menyediakan informasi yang
sangat diperlukan untuk membuat suatu keputusan dalam pendidikan.
2. Ruang lingkup
evaluasi adalah sebagai berikut.
a. Dasar evaluasi ialah:
Filsafat, Psikologi, Komunikasi, Kurikulum, Manajemen, Tujuan evaluasi
b. Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang terjadi dalam proses
pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting yaitu, input,
transformasi dan output. Tujuan utama melakukan
evaluasi dalam proses belajar mengajar adalah untuk mendapatkan informasi yang
akurat mengenai tingkat pencapaian tujuan instruksional oleh siswa sehingga
dapat diupayakan tindak lanjutnya.
c. Prinsip-prinsip evaluasi adalah Menyeluruh, Berkesinambungan, Berorientasi
pada tujuan, Objektif, Terbuka, Bermakna
d. Obyek penilaian meliputi dua hal yaitu Input dan output. Adapun Subyek evaluasi, adalah orang yang
melakukan pekerjaan evaluasi.
3. Metode evaluasi
pendidikan diantaranya ada 2 yaitu
a. Tes Objek
b. Tes Esai
B. Saran-saran
Dalam
penyusunan makalah ini, penyusun sudah berusaha memaparkan dan menjelaskan
materi dengan semaksimal mungkin, tapi tidak menutup kemungkinan adanya
kekeliruan dalam penyusunannya, baik dari segi materi, maupun penyusunannya,
oleh karena itu penyusun mengharapakan sumbangsih pembaca untuk penyempurnaan
makalah selanjutnya, dan harapan bagi penyusun, semoga makalah ini dapat
memberi manfaat dalam proses evaluasi pendidikan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin, Zainal. Evaluasi
Pembelajaran. Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan islam Departemen
Agama RI, 2009.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-Dasar
Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi
Aksara, 1993.
Purwanto, Evaluasi Hasil Belajar. Cet. III; Yogyakarta: Pustaka Pelajar,
2011.
Salim, Moh. Haitami dan Syamsul
Kurniawan. Studi Ilmu Pendidikan Islam. Bandung: Alfabeta, 2000.
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Raja
Grafindo, 2011.
Sukardi, M.
Evaluasi
Pendidikan; Prinsip & Operasionalnya. Jakarta: Bumi
Aksara,
2009.
Suryanto, Adi. Evaluasi
Pembelajaran di SD . Jakarta: Universitas Terbuka, 2009.
[4]Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta: Bumi Aksara, 1993), h. 6-7.
[5]Moh. Haitami salim dan Syamsul Kurniawan ,Studi Ilmu Pendidikan Islam (Bandung: Alfabeta, 2000), h. 240-241.
[6]http://www.scrib.com/doc/21624443/Tujuan-dan-Fungsi-Evaluasi-Pendidikan-Islam. (Diakses
28 Maret 2015).
[7]Zainal
Arifin, Evaluasi Pembelajaran, (Jakarta: Direktorat Jenderal Pendidikan
islam Departemen Agama RI, 2009), h. 30.
[8]
Daryanto, Evaluasi Pendidikan, (Jakarta: Rineka
Cipta, 2010), h. 11.
Komentar
Posting Komentar