METODE QUANTUN DAN INQUIRY

BAB I
PENDAHULUAN
A.  Latar Belakang
Perkembangan dan kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin pesat, membuat dunia pendidikan semakin berkembang pula. Demi penjamiman mutu, efektivitas pendidikan sebagai tuntunan nasional sejalan dengan perkembangan dan kemajuan masyarakat, berimplikasi secara nyata dalam program pendidikan dan kurikulum sekolah. Sebagaimana upaya pembaruan pendidikan yang tertera dalam Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional terdapat indikator penting didalamnya, yakni membentuk warga negara yang kreatif, memiliki sikap kepmimpinan, berwawasan luas dan bertanggung jawab
Kegiatan pembelajaran khususnya dalam pembelajaran agama Islam merupakan merupakan unsur terpenting dalam pelaksanaan pendidikan, dimana proses pembelajaran yang efektif dan efisien  sangat diperlukan guna menjamin pendidikan yg lebih baik, namun berbicara pembahasan mengenai metode dalam pembelajaran tentunya tidak bisa dilepaskan dari permasalahan serta kendala yang terjadi dalam proses pelaksanaannya. Seringkali dijumpai guru yang berpengalaman luas tetapi tidak berhasil dalam mengajar. Itulah sebabnya, metode mengajar menjadi salah satu objek bahasan yang penting dalam pendidikan. Oleh karena itu, guru sebagai kerangka penting dari kesuksesannya penyelenggaraan pendidikan dituntut untuk selalu mengembangkan ketrampilan mengajar yang sesuai dengan zaman dan tentunya lingkungan lokal dimana proses pendidikan itu dilakukan. Namun jika guru bersikap statis (merasa sudah puas dengan apa yang ada, maka proses pendidikan itu akan statis pula bahkan besar kemungkinan mengalami kemunduran.
Berangkat dari itu keberadaan metodologi pembelajaran merupakan salah satu solusi yang dapat dijadikan guru dalam memecahkan persoalan tersebut, karena merupakan hasil pengkajian dan pengujian berdasarkan metode ilmiah. Metodologi berarti ilmu tentang metode, sementara metode cara kerja yang tersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang telah ditentukan. Mengingat betapa urgennya pendidikan agama bagi umatnya, maka peran guru yang profesional sebagai ujung tombak di dunia pendidikan sangat diharapkan untuk dapat  mentransfer ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan agam kepada peserta didiknya dengan berbagai metode dan teknik. Untuk lebih lanjutnya dalam kesempatan ini, pemakalah bermaksud membahas contoh-contoh metode dalam metodologi pembelajaran agama Islam.
B.  Rumusan Masalah
1.    Metode Quantum
a.    Apa yang dimaksud dengan metode quantum?
b.    Bagaimana prosedur penggunaan dari metode quantum?
c.    Bagaimana keutamaan dari metode quantum?
2.    Metode Inquiry
a.       Apakah definisi dan gambaran umum metode inquiry?
b.      Bagaimana prosedur pelaksanaan metode inquiry?
c.       Bagaimana keutamaan dari metode inquiry?


BAB II
PEMBAHASAN
A.  Metode Quantum
Quantum learning berakar dari upaya Dr. Georgi Lozanov, seorang pendidik berkebangasaan Bulgaria yang bereksperimen dengan apa yang disebutnya sebagai “suggestology”. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi situasi belajar, dan setiap detail apapun memberikan sugesti positif dan negatif. Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar dikelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar, sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif.[1]
Tokoh utama di balik Quantum Learning adalah Bobbi DePorter. Dia perintis, pencetus dan pengembang utama Quantum Learning. Sejak tahun 1982 DePorter mematangkan dan mengembangkan gagasan Quantum Learning di SuperCamp. Dengan dibantu oleh teman-temannya, terutama Eric Jansen, Greg Simmons, Mike Hernacki, Mark Reardon dan Sarah Singer Nouric, DePorter secara terprogram dan terencana mengujicoba gagasan-gagasan Quantum Learning kepada para remaja di SuperCamp selama awal 1980-an. DePorter menjelaskan bahwa metode ini dibangun berdasarkan pengalaman dan penelitian terhadap ribuan siswa dan sinergi pendapat ratusan guru di SupeCamp. Prinsip-prinsip dan metode-metode Quantum Learning ini dibentuk di SuperCamp.
Pada tahap awal perkembangannya, Quantum Learning dimaksudkan untuk membantu meningkatkan keberhasilan hidup dan karier para remaja dirumah tetapi lama kelamaan orang menginginkan DePorter untuk mengadakan program-program Quantum Learning bagi orang tua siswa. Hal ini menunjukkan bahwa falsafah dan metodologi pembelajaran yang bersifat umum, tidak secara khusus diperuntukkan bagi pengajaran di sekolah.
1.    Definisi Metode Quantum
Dalam kamus besar bahasa Indonesia kata “Metode” berarti cara teratur yang digunakan dalam suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki[2], Kata “Metodologi” berasal dari bahasa Yunani methodos yang berarti cara, dan logos yang berarti ilmu. Dengan demikian Metodologi dapat diartikan Suatu disiplin ilmu yang berhubungan dengan metode, peraturan, atau kaedah yang diikuti dalam ilmu pengetahuan[3], Dan dalam bahasa Arab disebut manhaj, wasilah, kaifiyah, dan toriqoh, semuanya adalah sinonim, namun yang paling populer digunakan dalam dunia pendidikan Islam adalah thoriqoh, bentuk jama’ dari thuruq yang berarti jalan atau cara yang harus ditempuh.[4] Kata “Kuantum” berarti banyaknya bilangan, jatah.[5] Quantum didefinisikan sebagai interaksi yang merubah energi menjadi cahaya. Artinya semua kehidupan adalah energi. Tubuh kita adalah energi. Jadi, sebagai siswa tujuan kita adalah meraih sebanyak mungkin cahaya, interaksi, hubungan, inspirasi agar menghasilkan cahaya.
Adapun definisi learning (pembelajaran) adalah suatu sistem yang bertujuan untuk membantu proses belajar siswa, yang berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi dan mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal.[6] Dalam lingkungan sekolah, Pembelajaran adalah kegiatan yang di dalamnya terdapat proses mengajar, membimbing, melatih, memberi contoh, dan mengatur serta memfasilitasi berbagai hal kepada peserta didik agar biasa belajar sehingga tercapai tujuan pendidikan. Pembelajaran bertujuan untuk memunculkan keinginan belajar dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui media, lingkungan, dan lainnya.
Quantum learning ini berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif atau negatif. Beberapa teknik yang digunakannya untuk memberikan sugesti positif adalah mendudukkan murid secara nyaman, memasang musik latar dikelas, meningkatkan partisipasi individu, menggunakan poster-poster untuk memberikan kesan besar, sambil menonjolkan informasi, dan menyediakan guru-guru yang terlatih baik dalam seni pengajaran sugestif. Dari beberapa definisi diatas, dapat dikatakan bahwa metode Quantum Learning adalah cara serta tehnik yang dilalui secara cepat, tepat, dan menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran sehingga mencapai hasil belajar yang memuaskan serta mengalami perubahan yang signifikan.
2.    Prosedur penggunaan Metode Quantum
Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat melalui prinsi “suggestology”. Istilah suggestology disini lebih mengacu pada “pemercepatan belajar” (accelerate learning). Pemercepatan belajar yang dimaksud disini adalah memungkinkan siswa untuk belajar dengan kecepatan yang mengesankan, dengan upaya yang normal, dan dibarengi kegembiraan. Cara ini menyatukan unsur-unsur yang secara sekilas tampak tidak mempunyai persamaan, seperti: hiburan, permainan, warna, cara berpikir positif, kebugaran fisik, dan kesehatan emosional. Namun semua unsur ini bekerja sama untuk menghasilkan pengalaman belajar yang efektif.[7]
Dalam dunia pendidikan dan pengajaran saat ini, model pembelajaran Quantum Learning termasuk baru diterapkan dalam sistem pembelajaran. Dalam penggunaan metode ini siswa tidak hanya diajar banyak tentang teori dan praktik, tetapi mereka juga membangun rasa percaya diri, mereka berhasil dalam bidangnya (mata pelajaran), mereka berhasil dalam hidup mereka dan bergembira, yang semuanya dalam waktu yang bersamaan.
dalam  pembelajaran model Quantum Learning agar dapat berjalan dengan benar, paradigma yang harus dianut oleh siswa dan guru adalah sebagai berikut:
a.    Setiap orang adalah guru dan sekaligus murid sehingga bisa saling berfungsi secara fasilitator
b.    Bagi kebanyakan orang belajar akan sangat efektif jika dilakukan dalam suasana yang tidak terlalu formal, penataan duduk setengah melingkar tanpa meja, penataan sinar atau cahaya yang baik sehingga peserta merasa santai dan rileks.
c.    Setiap orang mempunyai gaya belajar, bekerja dan berpikir yang unik dan berbeda yang merupakan pembawaan alamiah sehingga kita tidak perlu mengubahnya dengan demikian perasaan nyaman dan positif akan terbentuk dalam menerima informasi atau materi yang diberikan oleh fasilitator.
d.   Modul pelajaran tidak harus rumit tapi harus dapat disajikan dalam bentuk yang sederhana dan lebih banyak ke suatu kasus nyata atau aplikasi langsung.[8]
Quantum learning mencakup aspek-aspek penting dalam program neurolinguistik (NLP), yaitu suatu penelitian tentang bagaimana otak  mengatur informasi. Program ini meneliti hubungan antara bahasa dan perilaku dan dapat digunakan untuk menciptakan jalinan pengertian antara siswa dan guru. Para pendidik dengan pengetahuan NLP mengetahui seharusnya menggunakan bahasa yang positif untuk meningkatkan tindakan yang positif, dimana cara ini merupakan suatu faktor penting untuk merangasang fungsi otak yang paling efektif.
Metode Quantum Learning ini mencoba memberikan siswa kebebasan berekspresi dalam belajar sesuai dengan tipe belajar masing-masing dan memasang musik latar untuk menciptakan suasana yang santai. Musik sangat penting untuk suasana Quantum Learning, karena sebenarnya berhubungan dan mempengaruhi kondisi fisiologi kita. Selama melakukan pekerjaan mental yang berat, denyut nadi dan tekanan darah meningkat. Gelombang otak semakin cepat dan otot-otot menegang. sedangkan jika dengan musik yang tepat akan mempengaruhi denyut nadi dan tekanan darah menurun, gelombang otak melambat dan oto-otot rileks, karena biasanya akan sulit berkonsentrasi  ketika anda benar-benar relaks, dan sulit untuk relaks ketika anda berkonsntrasi penuh.[9]
Pembelajaran Quantum Learning selain menyenangkan, juga menciptakan konsep motivasi yang menumbuhkan minta dan belajar aktif bagi peserta didik, salah satunya adalah motivasi instrumental, yaitu peserta didik belajar karena adanya menerima konsekuensi yang dikenal dengan reward atau punishment baik dengan simulasi konsep belajar atau berbagai gambaran kegiatan dari situasi-situasi belajar dengan mengupayakan segala usaha yang terlaksana yang bersandar pada kehidupan yang menguntungkan.
3.    Strategi dan Keutamaan Metode Quantum Learning
Eksistensi pembelajaran Quantum Learning meruapakan strategi belajar yang bisa digunakan oleh siapa saja selain siswa dan guru karena memberikan gembaran untuk mendalami apa saja dengan cara mantap dan berkesan. Caranya, seorang pembelajar harus mengetahui terlebih dahulu gaya belajar, gaya berpikir, dan situasi dirinya. Dengan begitu, pembelajar akan dengan cepat mendalami sesuatu. Quantum learning adalah seperangkat metode atau falsafah belajar yang terbukti efektif untuk semua umur. Segalanya dapat dengan mudah, cepat dan mantab dikaji dan didalami dengan suasana yang menyenangkan Teaching dan Learning merupakan model pembelajaran yang sama-sama dikemas Bobbi DePorter yang diilhami dari konsep kepramukaan, suggestopedia, dan belajar melalui berbuat.
B.  Metode Inquiry
1.    Definisi dan gambaran umum metode Inquiry
Salah satu metode pembelajaran dalam matematika, yang sampai sekarang masih tetap dianggap sebagai metode yang cukup efektif adalah metode Inquiry. Inquiry berarti pertanyaan, atau pemeriksaan, penyelidikan.[10] Wina Sanjaya mengungkapkan strategi pembelajaran Inquiry adalah rangkaian kegiatan pembelajaran yang menekankan pada proses berpikir secara kritis dan analitis untuk mencari dan menemukan prinsip-prinsip untuk diri mereka.[11] Dengan kata lain, inquiry berkaitan dengan aktivitas dan keterampilan aktif yang fokus pada pencarian pengetahuan atau pemahaman untuk menemukan jawaban dari sebuah permasalahan hingga memuaskan rasa ingin tahu.
Selanjutnya, metode Inquiry merupakan metode pembelajaran yang berupaya menanamkan dasar-dasar berfikir ilmiah pada diri siswa, sehingga dalam proses pembelajaran ini siswa lebih banyak belajar sendiri, mengembangkan kreativitas dalam memecahkan masalah. Siswa benar-benar ditempatkan sebagai subjek yang belajar. Peranan guru dalam pembelajaran dengan metode inquiry adalah sebagai pembimbing dan fasilitator. Tugas guru adalah memilih masalah yang perlu disampaikan kepada kelas untuk dipecahkan. Namun dimungkinkan juga bahwa masalah yang akan dipecahkan dipilih oleh siswa. Tugas guru selanjutnya adalah menyediakan sumber belajar bagi siswa dalam rangka memecahkan masalah. Bimbingan dan pengawasan guru masih diperlukan, tetapi intervensi terhadap kegiatan siswa dalam pemecahan masalah harus dikurangi.[12]
2.    Prosedur dan tahap pelaksanaan metode Inquiry
Metode Inquiry merupakan salah satu teknik atau cara yang digunakan guru dalam proses mengajar. Kendatipun metode ini berpusat pada kegiatan peserta didik, namun guru tetap memegang peranan penting sebagai pembuat desain pengalaman belajar. Guru berkewajiban menggiring peserta didik untuk melakukan kegiatan. Kadangkala guru perlu memberikan penjelasan, melontarkan pertanyaan, memberikan komentar, dan saran kepada peserta didik. Guru berkewajiban memberikan kemudahan belajar melalui penciptaan iklim yang kondusif, dengan menggunakan fasilitas media dan materi pembelajaran yang bervariasi.
Langkah-langkah dalam proses inquiry adalah menyadarkan keingintahuan terhadap sesuatu, mempradugakan suatu jawaban, serta menarik kesimpulan dan membuat keputusan yang valid untuk menjawab permasalahan yang didukung oleh bukti-bukti. Berikutnya adalah menggunakan kesimpulan untuk menganalisis data yang baru. Adapun strategi pelaksanaan Inquiry adalah:
a.    Guru memberikan penjelasan, instruksi atau pertanyaan terhadap materi yang akan diajarkan.
b.    Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran yang dialami siswa.
c.    Guru memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik.
d.   Resitasi untuk menanamkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.
e.    Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.[13]
Guru menggunakan teknik bila mempunyai tujuan agar siswa terangsang oleh tugas, dan aktif mencari serta meneliti sendiri pemecahan masalah itu. Mencari sumber sendiri, dan mereka belajar bersama dalam kelompoknya. Diharapkan siswa juga mampu mengemukakan pendapatnya dan merumuskan kesimpulan nantinya. Juga mereka diharapkan dapat berdebat, menyanggah dan mempertahankan pendapatnya. Inquiry mengandung proses mental yang lebih tinggi tingkatannya, seperti merumuskan masalah, merencanakan eksperimen, melakukan eksperimen, mengumpulkan dan menganalisa data, menarik kesimpulan. Pada metode inquiry dapat ditumbuhkan sikap obyektif, jujur, hasrat ingin tahu, terbuka, dan sebagainya. Akhirnya dapat mencapai kesimpulan yang disetujui bersama. Bila siswa melakukan semua kegiatan di atas berarti siswa sedang melakukan inquiry.
Sedangkan, strategi pelaksanaan metode Inquiry untuk materi PAI adalah:
a.    Guru memberikan penjelasan, instruksi terhadapa materi PAI yang hendak diajarkan
b.    Memberikan tugas kepada peserta didik untuk menjawab pertanyaan, yang jawabannya bisa didapatkan pada proses pembelajaran PAI yang dialamai siswa.
c.    Grur memberikan penjelasan terhadap persoalan-persoalan yang mungkin membingungkan peserta didik.
d.   Resitasi untuk menananmkan fakta-fakta yang telah dipelajari sebelumnya.
e.    Siswa merangkum dalam bentuk rumusan sebagai kesimpulan yang dapat dipertanggungjawabkan.[14]
Adapun pembelajaran yang dapat dijadikan sebagai alternatif proses menginternalisasikan nilai-nilai ajaran Islam adalah pembelajaran yang didalamnya mengakomodasikan keterlibatan siswa, baik secara fisik maupun mental dan pembelajaran yang dimaksud adalah pembelajaran kontekstual.
3.    Keutamaan metode Inquiry
Metode Inquiry ini memiliki keutamaan, yakni:
a.    Dapat membentuk dan mengembangkan “self-concept” dalam diri siswa, sehingga siswa dapat mengerti tentang konsep dasar dan ide-ide lebih baik.
b.    Membantu dalam menggunakan ingatan dan transfer pada situasi beljar yang baru
c.    Mendorong siswa untuk berpikir atau bekerja sesuai insiatifnya sendiri, bersikap obyektif, jujur dan terbuka.
d.   Memberikan kepuasan yang bersifat intrinsik
e.    Situasi prose belajar menjadi lebih terangsang
f.     Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu
g.    Memberi kebebasan siswa untuk belajar sendiri
h.    Dapat memberikan waktu padasiswa secukupnya sehingga mereka dapat mengasimilasi dan mengakomodasi informasi[15]
Inquiry pada dasarnya adalah cara menyadari apa yang telah dialami. Karena itu Inquiry menuntut peserta didik berfikir. Metode ini melibatkan mereka dalam kegiatan intelektual. Metode ini menuntut peserta didik memproses pengalaman belajar menjadi suatu yang bermakna dalam kehidupan nyata. Dengan demikian, melalui metode ini peserta didik dibiasakan untuk produktif, analitis, dan kritis.


BAB III
PENUTUP
A.  Kesimpulan
Quantum learning merupakan kiat, petunjuk, strategi dan seluruh proses belajar yang dapat mempertajam pemahaman dan daya ingat, serta membuat belajar sebagai suatu proses yang menyenangkan dan bermanfaat. Quantum learning ini berakar dari upaya Georgi Lozanov, pendidik berkebangsaan Bulgaria. Ia melakukan eksperimen yang disebutnya suggestology. Prinsipnya adalah bahwa sugesti dapat dan pasti mempengaruhi hasil situasi belajar, dan setiap detil apapun memberikan sugesti positif atau negatif.
Inquiry adalah suatu kegiatan dan penelaahan sesuatu dengan cara mencari kesimpulan, keyakinan tertentu melalui proses berpikir atau penalaran secara teratur, runtut dan bisa diterima oleh akal. Metode Inkuiry merupakan kegiatan belajar mengajar dimana siswa dihadapkan pada suatu keadaan atau masalah untuk kemudian dicari jawaban atau kesimpulannya. Jawaban atau kesimpulan tersebut belum tentu merupakan pemecahan masalah atas masalah atau keadaan yang dihadapi.
Perkembangan dunia pendidikan, dan pengajaran, mengharuskan kepada seluruh komponen pendidikan terutama guru sebagai ujung tombak serta komponen utama dari prose belajar-mengajar untuk dapat memberikan pengajaran yang sukses kepada siswa, yakni salah satunya dengan penggunaan metode belajar yang tepat. Dengan adanya metode-metode belajar seperti Quantum Learning dan Inquiry diharapkan dapat membantu guru untuk dapat menciptakan suasana kegiatan pembelajaran yang efektif dan efisien guna meningkatkan mutu pendidikan yang lebih baik.


DAFTAR PUSTAKA
DePorter , Bobbi & Hernacki, Mike, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman & Menyenangkan. Bandung: Kaifa. 1999.
Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
Syah, Hidayat, Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif, Pekanbaru: Suska Press, 2010.
Tauhied, Abu,  Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarta, IAIN Sunan  Kali Jaga, 1990.
S. Winataputra, Belajar dan Mengajar. Surakarta: Lima Aksara, 2008.
A. Baki, Nasir, Metode Pembelajaran Agama Islam. Makassar; UIN Alauddin Press, 2012.
Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis. Surabaya: Penerbit Pustaka Publisher, 2007.
Sanjaya,Wina. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media Group. 2008.
Sagala, Syaiful,  Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta, 2004.
Mulyasa, E.  Menjadi Guru Professional, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005.
Arifin, M.H. Kapita Selekta Pendidikan; Islam dan Umum. Jakarta: Bumi Aksara, 2000.
Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta, Rineka Cipta, 2008
 




[1]Bobbi DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman & Menyenangkan (Cet. I; Bandung; Kaifa, 1999) h. 14
[2]Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. III; Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 1180.
[3]Hidayat Syah, Pengantar Umum Metodologi Penelitian Pendidikan Pendekatan Verifikatif, (Cet. I; Pekanbaru: Suska Press, 2010), h. 13.
[4]Abu Tauhied, Beberapa Aspek Pendidikan Islam, Yogyakarat, Fak.Tarbiyah IAIN Sunan  Kali Jaga, 1990. Hal. 75
[5]Depdiknas, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Cet. III; Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h. 232.

[6]S. Winataputra, Belajar dan Mengajar, (Surakarta: Lima Aksara, 2008) h. 40.
[7]Bobbi DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman & Menyenangkan (Cet. I; Bandung; Kaifa, 1999) h. 14
[8]John W. Santrock, Psikologi Pendidikan. Dalam  Nasir A. Baki, Metode Pembelajaran Agama Islam (Makassar; UIN Alauddin Press, 2012) h. 106.
[9]Bobbi DePorter & Mike Hernacki, Quantum Learning, Membiasakan Belajar Nyaman & Menyenangkan (Cet. I; Bandung; Kaifa, 1999) h. 72.
[10]Trianto. Model-Model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivis (Surabaya; Penerbit Pustaka Publisher, 2007), h. 135.
[11]Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, (Jakarta: Kencana Prenada Media Group, 2008), h. 196.
[12]Syaiful Sagala,  Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2004), h. 57.
[13] E. Mulyasa, Menjadi Guru Professional, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005) h. 236.
[14]M.H. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan; Islam dan Umum. (Cet. IV; Jakarta: Bumi Aksara, 2000) h. 76.
[15]Roestiyah N.K, Strategi Belajar Mengajar, (Cet. VII; Jakarta, Rineka Cipta, 2008), h. 77

Komentar

Postingan populer dari blog ini

MAKALAH EVALUASI PENDIDIKAN

KOMUNIKASI DAN KOORDINASI

MATERI PENDIDIKAN ISLAM