PENGELOLAAN KELAS
PENGELOLAAN KELAS
A. Pengertian Pengelolaan Kelas
Pengelolaan kelas adalah
suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung jawab kegiatan belajar mengajar atau
yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal dapat terlaksananya
kegiatan belajar mengajar seperti yang diharapkan bersama sesuai dengan tujuan
yang telah dicita-citakan bersama dalam rancangan pengajaran termasuk dalam
kurikulum..
Menurut Suharimi Arikunto,
mengatakan bahwa pengelolaan kelas adalah suatu usaha yang dilakukan oleh penanggung
jawab kegiatan belajar-mengajar atau yang membantu dengan maksud agar dicapai kondisi optimal sehingga dapat
terlaksana kegiatan belajar seperti yang diharapkan[1].
Pengelolaan kelas yang dimaksudkan meliputi dua
hal, yakni:
1. Pengelolaan yang menyangkut siswa.
2. Pengelolaan fisik (ruangan, perobat, alat
pelajaran).
Kurikulum merupakan perencanaan yang harus
didalami guru sebelum melangsungkan proses belajar-mengajar, serta mencakup
seluruh aktivitasnya dalam melangsungkan proses belajar mengajar, baik di dalam
kelas maupun di luar kelas. Kurikulum bisa juga diartikan sebagai perencanaan
segala kegiatan yang hendak di lakukan baik secara formal maupun non formal,
dalam rumah tangga, lingkungan masyarakat, maupun dalam lingkungan formal.
Selanjutnya menurut Cece
Wijaya mengatakan bahwa kurikulum adalah kemampuan dan keterampilan guru dalam
merancang, menata dan mengatur kurikulum, serta mampu menjabarkannya dalam
prosedur proses belajar mengajar dan sumber-sumber belajar, serta menata lingkungan belajar yang
dapat merangsang untuk tercapainya
suasana pengajaran yang efektif dan efisien.[2]
Pengelolaan kelas
merupakan adanya kerja sama antara berbagai aspek dalam lingkungan sekolah
termasuk adanya kerja sama Kepala sekolah beserta seluruh jajarannya, termasuk
siswa dengan guru dan alat serta bahan lainnya.
Sedangkan menurut Made
Pidarta mengartikan pengelolaan kelas adalah proses seleksi dan penggunaan
alat-alat yang tepat terhadap problem dan situasi kelas. Ini berarti guru bertugas menciptakan, memperbaiki,
dan memelihara sistem organisasi kelas sehingga anak didik dapat memanfaatkan
kemampuannya, bakat, dan energinya pada tugas individual.[3]
Selanjutnya Sudirman N. mengartikan pengelolaan
kelas merupakan upaya dalam mendayagunakan potensi kelas, karena itu kelas
merupakan pemegang peranan penting setelah adanya guru dengan siswa, dalam
fungsi tertentu masing-masing dalam menunjang proses interaksi edukatif, agar
timbul rangsangan dan dorongan terhadap anak didik dalam belajar, karena itu
pengelolaan kelas sangat penting artinya untuk dikelolah dengan seefesien
mungkin.[4]
Jadi lebih kongkritnya
pengelolaan kelas merupakan keterampilan guru dalam menciptakan dan memelihara
suasana yang kondusif serta suasana belajar yang optimal, dan mengendalikannya
bila terjadi gangguan dalam proses belajar mengajar. Termasuk pemberian
ganjaran bagi ketepatan waktu penyelesaian tugas oleh siswa atau penempatan
norma kelompok yang produktif. Menurut Zakiah Darajat, mengartikan pengelolaan
kelas ialah pengeloalaan kelas sebagai bagian dari sekolah secara keseluruhan
yang menjadi pusat atau tempat terjadinya proses belajar mengajar[5].
Dari berbagai pengertian
tersebut di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pengertian pengelolaan kelas
adalah suatu upaya yang dilakukan untuk memberdayagunakan potensi kelas dan
siswa, serta guru seoftimal mungkin supaya tercipta dukungan dalam proses
interaksi edukatif dalam pencapaian tujuan pembelajaran dan pengajaran.
B. Tujuan Pengelolan Kelas
Berbicara masalah tujuan pengelolaan kelas
tidak terlepas dari pencapaian tujuan pendidikan yang hendak dicapai. Untuk
mencapai tujuan tersebut tidak terlepas dari suasana kelas yang kondusif,
suasana yang dimaksud adalah adanya hubungan timbal balik antara guru dengan
siswa, murid dengan murid kemudian hal ini pula sangat di tentukan oleh alat
serta media dalam melangsungkan proses belajar mengajar.
Tujuan pengelolaan kelas adalah agar setiap
anak di kelas dapat bekerja dengan tertib sehingga segera tercapai tujuan
pengajaran secara efektif dan efesien. Sebagai
indikator dari sebuah kelas yang tertib adalah apabila:
1. Setiap anak terus bekerja, tidak macet, artinya
tidak ada anak yang terhenti karena tidak tahu akan tugas yang harus dilakukan
atau tidak dapat melakukan tugasyang diberikan kepadanya.
2. Setiap anak terus melakukan pekerjaan tanpa membuang waktu,
artinya setiap anak bekerja secepatnya agar cepat menyelesaikan tugas yang
diberikan kepadanya. Apabila ada anak yang walaupun tahu dan dan dapat
melaksanakan tugasnya, tapi mengerjakannya kurang bergairah dan mengulur waktu
bekerja, maka kelas tersebut dapat dikatakan tidak tertib.[6]
Dari indikator tertibnya kelas maka diperlukan
berbagai cara dalam mengelolah kelas, dalam mengelolah kelas secara otomatis
ada tujuan yang ingin dicapai, tujuan yang ingin di capai.
Tujuan pengelolaan kelas dan siswa adalah penyediaan fasilitas bagi
bermacam-macam kegiatan belajar siswa dalam lingkungan sosial, emosional, dan
intelektual dalam kelas. Fasilitas yang disediakan untuk memungkinkan siswa
belajar dan bekerja, terciptanya suasana sosial yang memberikan kepuasan.
Suasana disiplin, perkembangan intelektual, emosional dan sikap serta apresiasi
pada siswa. Menurut Dirjen Dikdasmen yang menjadi tujuan pengelolaan kelas
adalah:
1.
Mewujudkan situasi dan kondisi kelas, baik sebagai lingkungan belajar
maupun sebagai kelompok belajar, yang memungkinkan peserta didik untuk
mengembangkan kemampuan semaksimal mungkin.
2.
Menghilangkan berbagai hambatan yang dapat menghalangi terwujudnya
interaksi pembelajaran.
3.
Menyediakan dan mengatur fasilitas serta perabot belajar yang mendukung dan
memungkinkan siswa belajar sesuai dengan lingkungan sosial, emosional dan
intelektual siswa dalam kelas.
4.
Membina dan membimbing siswa sesuai dengan latar belakang sosial, ekonomi,
budaya serat sifat-sifat individunya.[7]
Jadi, pengelolan kelas merupaka suatu hal yang penting. bila mana pengelolaan kelas di manej dengan sebaik munkin maka pada proses belajar mengajar dalam kelas akan memberikan dmpak positif terhadap peserta didik serta pendidik pun akan merasa nyaman ketika berada dalam kelas.
[1]Suharsimi
Arikonto, Pengelolaan Kelas, Sebuah Pendekatan Edukatif, (Cet. IV;
Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), h. 67
[2]Cece
Wijaya, dkk, Kemampuan Dasar Guru Dalam Proses Belajar Mengajar, (Cet.
III; Bandung: PT. Romaja Rosdakarya, 1994), h. 113
[3]Syaiful
Bahri Djamarah, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, (Cet. I;
Jakarta: PT. Rineka Cipta, 2000), h. 172
[5]Zakiah
Darajat, dkk, Metodelogi Pengajaran Agama Islam, (Cet. I; Jakarta: Bumi
Aksara, 1996), h. 63
Komentar
Posting Komentar